Tokoh astronom Indonesia ini tidak banyak dikenal, namun Prof. Dr. Bambang Hidayat telah memberikan kontribusi luar biasa untuk perkembangan dunia astronomi Indonesia. Mengambil kuliah di Fakultas Ilmu Pasti dan Alam di Bandung (waktu itu masih tergabung dengan UI) tahun 1953, setahun kemudian Bambang diangkat menjadi asisten pengamatan bintang ganda visual menggunakan teropong Zeiss Besar di Observatorium Bosscha, Lembang. Saat itu tugasnya adalah mengamati oposisi planet Mars yang sedang mendekati bumi. Putra pertama Soedirgo Dhonomidjojo dari 8 bersaudara ini lulus dari Institut Teknologi Bandung jurusan Astronomi, Fisika dan Matematika. Skripsinya adalah tentang survey bintang muda di Rasi Ophiucus, yang kemudian diterbitkan dengan judul Contribution from the Bosscha Observatory.
Karyanya menembus internasional ketika pekerjaannya dalam telaah struktur galaktika, yang menjadi disertasinya meraih gelar Ph.D, dibawa ke International Astronomical Union (IAU) pada tahun 1967 oleh Prof. Sidney W. McCuskey. Hasil penelitian struktur galaksinya yang lain bersama Prof. Victor M. Blanco diterbitkan pada tahun 1968 dan diulas oleh Comm. 33 IAU. Keberhasilan ini berlanjut dengan ditugaskannya Bambang Hidayat oleh IAU menjadi anggota komisi inti Astronomical Photography dan 3 komisi lainnya, yaitu Double Star, Interstellar Matter dan Education in Astronomy. Tahun 1994 hingga tahun 2000, Bambang Hidayat menjadi salah satu dari enam orang Vice President IAU.
Karir Bambang Hidayat semakin mantap ketika pada tahun 1968 beliau diberi kepercayaan memimpin Observatorium Bosscha hingga tahun 1999 dan memimpin Departemen Astronomi ITB hingga tahun 1978 menggantikan Prof. Dr. The Pik Sin. Di bawah pimpinan Bambang Hidayat, Observatorium Bosscha banyak mencetak para calon astronom yang kini sudah diperhitungkan di forum ilmiah internasional.
Gelar guru besar diraihnya pada akhir tahun 1976, di Institut Teknologi Bandung dalam bidang astronomi. Tahun 1983, beliau dipercaya oleh Prof. Habibie, menteri Negara Riset dan Teknologi saat itu, menjabat sebagai ketua panitia nasional pengembangan elektronika antariksa dan teleskop radio.
Lepas dari perjalanan karirnya, Bambang Hidayat juga aktif berorganisasi dengan menjadi anggota tim pembina program antariksawan Indonesia dan memimpin persiapan Indonesian Space Experiments; menjadi salah satu pendiri Himpunan Astronomi Indonesia dan Himpunan Fisika Indonesia; menjadi anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; menjadi ketua konsorsium Sains dan Matematika; deputi ketua LAPAN; ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia; dan menjadi anggota Dewan Riset Nasional.
Budaya menulis masih terus dilakukan Bambang Hidayat hingga kini. Tulisan-tulisan ilmiah populernya banyak dikenal masyarakat, mulai dari tulisan tentang sejarah astronomi di Indonesia, pendidikan hingga sejarah nasional. Sebagian tulisannya telah dibukukan dalam "Mozaik Pemikiran: Sejarah dan Sains Untuk Masa Depan" tahun 2004. Beliau juga tercatat sebagai salah satu pendiri Bandung Heritage, sebuah organisasi nonprofit yang menjaga kelestarian lingkungan, arsitektur bangunan dan tradisi kota Bandung; dan menjadi salah satu anggota "boards of experts" majalah National Geographic Indonesia.