Profile

Ayi Vivananda

Tempat Lahir : Bandung

Tanggal Lahir : 19/06/1967


Description

Ayi Vivananda lahir di Bandung, pada tanggal 19 Juni 1967. Kota tersebut merupakan saksi perjalanan Ayi mulai dari melewati masa kecil hingga menyaksikannya berkiprah dalam kancah politik saat ini. Ayi kecil dibesarkan dalam keluarga yang sudah memperkenalkan prinsip-prinsip idealisme, demokrasi dan dasar-dasar nasionalisme sehingga membentuk watak dan karakter menjadi seorang yang demokratis dan nasionalis seperti sekarang. Banyak hal yang telah dilakukannya semasa menjadi mahasiswa. Seperti pembelaan kasus pembredelan Majalah Tempo, Advokasi Kasus tanah Cibeureum, Advokasi kasus tanah di daerah Pamegatan - Cikajang Garut serta advokasi atas hak-hak para penyandang cacat netra yang merupakan sebagian langkah advokasi yang pernah dilakukannya. Bahkan sebagai wujud keberpihakannya bagi para penyandang cacat netra, digagasnya pula sebuah wadah yang dinamakan Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) di Bandung. Serta beragam gerakan lainnya yang semakin menunjukkan bukti keberpihakan dan kepeduliannya terhadap persoalan rakyat. Ketika menjadi mahasiswa pula, keberpihakannya terhadap lingkungan menjadikannya sebagai seorang aktivis lingkungan hidup pula. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Di awal menjadi pengacara, dia bersama temannya menggagas dan mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN). Pada saat itu pula Ayi langsung dipercaya sebagai Direkturnya. Semasa menjadi pengacara pula, Ayi berhasil membebaskan seorang TKW bernama Pipin Rundayani, asal Kiaracondong Bandung, yang diancam dengan tuntutan hukuman pancung di negara tempatnya bekerja sebagai buruh migran. Diawal kariernya sebagai politisi di lembaga legislatif, dengan lantang Ayi menolak pembagian seragam Jas untuk pelantikan dirinya sebagai Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat. Sebagai Politisi sekaligus wakil rakyat dari Fraksi PDIP DPRD Propinsi Jawa Barat, dia berhasil menggagas peraturan daerah mengenai perlindungan terhadap penyandang cacat, korban trafficking, serta pasar tradisional. Sebagai bentuk apresiasi besarnya terhadap kelestarian kesenian tradisional, Ayi Vivananda menjadi pengasuh salah satu perkumpulan Seni Benjang di Kampung Pasirpari, Cimekar. Selain itu sebagai walikota Bandung dia menilai, kreatifitas orang Bandung khususnya anak muda tak pernah habis. Kota ini pun memiliki peluang besar untuk lebih dikenal masyarakat luas hingga ke negara tetangga.