Ashadi Tjahjadi, pria kelahiran 84 tahun silam tepatnya pada tanggal 5 Mei ini adalah lulusan Sekolah Penerbangan pada tahun 1953 dan menjadi penerbang tempur pesawat P-51 Mustang. Selama hidupnya, Ashadi Tjahjadi telah memegang beberapa jabatan penting dalam dunia angkatan udara. Pada tahun 1964, dia menjabat sebagai Komandan Lanud Hussein Sastranegara. Dua tahun kemudian, dia menduduki posisi Dirjen Perhubungan Udara, dan Pangkowilu V Jakarta pada tahun 1970. Sampai akhirnya pada tahun 1977-1983, dia diangkat menjadi KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara). Selama menjabat sebagai KSAU Ashadi Tjahjadi berhasil mengadakan puluhan pesawat, angkut dan tempur, untuk memperkuat persenjataan TNI Angkatan Udara, padahal saat itu adalah masa-masa sulit bagi bangsa Indonesia. Setelah menjabat sebagai KSAU, Ashadi dipercaya menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jerman Barat di tahun 1983-1986. Selain itu, Ashadi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan luar lainnya seperti setelah melepas jabatannya sebagai Duta Besar, Ashadi juga pernah menjadi penasehat Menneg Ristek/Ketua BPPT tahun 1986 dan menjadi penasehat pabrik Rolls Royce, pabrik mesin pesawat buatan Inggris. Dia juga tercatat sebagai anggota South East Asia Rolls Royce Advisory Group. Mantan pilot lulusan India Test Pilot Course pada tahun 1959 ini patut disebut sebagai perwira yang menjunjung tinggi angkatannya. Pensiun pada tahun 1983, suami Djumilah Tjahjadi ini telah dianugerahi hampir 40 tanda kehormatan semasa hidupnya. Hingga akhir hayatnya, Ashadi Tjahjadi juga masih aktif dengan berbagai kegiatan dengan sesama purnawirawan TNI AU dan juga dikenal aktif dalam gerakan Barisan Nasional (Barnas). Ashadi menutup mata pada tanggal 18 Maret 2008 akibat serangan stroke yang kemudian dimakamkan di Taman Makam pahlawan Kalibata.