Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, maka tidaklah heran bahwa Indonesia memiliki banyak dai atau pendakwah. Selain AA Gym atau Yusuf Mansur, ada lagi dai yang memiliki gaya menawan saat mendakwah yaitu Muhammad Arifin Ilham atau yang biasa dikenal dengan Ustaz Arifin Ilham.
Ustaz kelahiran Banjarmasin ini terkenal sebagai anak yang badung semasa kecil. Bahkan dia pernah tenggelam di sungai dan untungnya sempat diselamatkan oleh ibunya. Kemudian saat berusia lima tahun, Arifin dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin. Namun sayangnya, predikatnya sebagai anak badung tidak luntur. Dia pernah berkelahi dengan temannya hingga wajahnya babak belur. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya Arifin kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.
Memasuki masa remaja dan bersekolah di SMP Negeri 1 Banjarmasin, kenakalan Arifin tidak berhenti sampai di situ. Karena dia tinggal di kota besar, maka dia pun terpengaruh oleh berbagai macam kenakalan remaja seperti merokok, berjudi, dan bahkan mencuri. Ketika orang tuanya mengajak untuk beribadah pun Arifin sama sekali tidak menghiraukannya.
Proses pertobatan Arifin pun dimulai pada tahun 1982 ketika orang tuanya berangkat haji. Pikiran Arifin muda menjadi tidak tenang karena dia merasa berdosa pada kedua orang tuanya. Dia pun mulai membenahi hidupnya. Saat kedua orang tuanya pulang dari Tanah Suci, mereka sangat terkejut melihat perubahan sikap Arifin. Bahkan Arifin yang saat itu baru kelas 1 SMPN minta dimasukkan ke pesantren.
Saat mengenal Islam di Pesantren Darussalam di Banjarmasin yang dipimpin oleh kakek Arifin, dia pun mengenal K.H. Rafi Hamdan, seorang ustaz kenamaan di kota Banjarmasin. Bahkan dia mengidolakan ustaz ini. Sejak saat itu dia semakin bersemangat melanjutkan proses pembelajaran tentang Islam termasuk di Pesantren Darunnajah di Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan serta Pesantren Assyafi’iyah di Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan.
Tak hanya bersemangat belajar tentang Islam, Ustaz Arifin pun sangat gemar belajar tentang bahasa Inggris dan berpidato. Hingga dia pun mendapatkan undangan pertama untuk berdakwah yaitu menggantikan Ustadz Ahmad yang berhalangan hadir karena beliau harus berangkat ke luar negeri. Ia dijemput dengan mengendarai motor Vespa dan pulangnya dibelikan nasi goreng.
Undangan ceramah kedua datang untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tapi, porsinya juga hanya sebagai pengisi waktu karena Ustadz Manarul Hidayat, Ustadz kenamaan saat itu yang seharusnya mengisi acara tersebut, datang agak terlambat. Namun, dua kali pemunculan tanpa sengaja justru membawa hikmah. Ia mulai dikenal banyak orang. Dan sejak itulah undangan berceramah di lingkungan pesantren itu mulai berdatangan dan namanya mulai dikenal oleh masyarakat umum.
Tahun 1994 Arifin lulus dari Universitas Nasional sebagai sarjana ilmu hubungan internasional. Sambil menjadi dosen di Universitas Borobudur, Arifin makin memantapkan diri sebagai dai. Selain menjadi dosen di Universitas Borobudur dan berdakwah, Arifin mempunyai kesibukan lain yaitu memelihara satwa reptil.
Ustaz Arifin bertemu dengan istrinya Wahyuniati Al-Waly, putri ketiga dari enam bersaudara dari mantan anggota DPR, Drs. Teuku Djamaris. Arifin pertama kali bertemu Yuni saat usai berceramah di kediaman keluarga H. Yusuf di Depok, September 1997. Sejak pertemuan itu, Arifin sama sekali tidak bisa melupakan wanita cantik ini. Hingga kemudian tepat pada tanggal 28 April 1998, Arifin dan Yuni menikah di Masjid Baiturrahman di Kompleks DPR Kalibata. Hingga kini, pasangan ini telah dikaruniai 3 orang putera.