Sejak usia muda, Ani Idrus telah menekuni dunia pers. Perhatiannya terhadap kegiatan mengarang telah dimulai saat bersekolah di Meisjeskopschool Medan ketika berusia 12 tahun.
Setelah selesai bersekolah di Meisjeskoschool, Ani Idrus melanjutkan ke Schakel Schol Taan Siswa. Dia pun aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Selain itu, dia juga memiliki perhatian yang begitu besar terhadap masalah masalah-masalah kemasyarakatan dan politik.
Di zaman kolonial Belanda, untuk menjadi seorang wartawan tidaklah mudah. Bagi yang ingin menjadi wartawan haruslah berani menerima perlakuan-perlakuan pemerintah kolonial Belanda yang senantiasa berusaha memadamkan semangat perjuangan kebangsaan.
Ani Idrus memulai karirnya sebagai wartawan pada tahun 1930 dengan mulai menulis di majalah "Panji Pustaka" Jakarta. Lalu pada tahun 1936 bekerja di "Sinar Deli" Medan sebagai pembantu pada majalah "Politik Penyedar". Selanjutnya, pada tahun 1938 dia menerbitkan majalah politik "Seruan Kita" bersama-sama H. Mohammad Said dan pada tahun 1947 menerbitkan "Harian Waspada" juga bersama H. Mohammad Said. Dua tahun kemudian, 1949, menerbitkan majalah "Dunia Wanita".
Selain pengalamannya di bidang wartawan, dia juga mempunyai pengalaman di bidan politik. Pada tahun 1934, dia memasuki organisasi "Indonesia Muda", di mana organisasi itu merupakan wadah perjuangan pergerakan pemuda, dan dia pernah duduk sebagai wakil ketua. Pada tahun 1937 menjadi aggota partai "Gerakan Rakyat Indonesia" (GERINDO) di Medan. Kemudian pada tahun 1949, menjadi anggota "Partai Nasional Indonesia (PNI), beberapa kali menjabat sebagai Ketua Penerangan,dan pernah menjadi anggota Pleno Pusat PNI di Jakarta.