Andi Zulkarnaen Mallarangeng atau yang lebih akrab dipanggil Choel Mallarangeng adalah adik dari Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2009-2014, Andi Mallarangeng. Seperti dua saudaranya yang lain, Andi dan Rizal Mallarangeng, Choel juga terjun di ranah politik. Ia dikenal sebagai konsultan politik pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono dalam Pemilu tahun 2009 lalu.
Choel, yang juga putra mantan Walikota Pare-Pare menjadi salah satu pemegang peranan penting sebagai trisula sekaligus tameng bagi pasangan SBY-Budiono melaju di pemilihan pemimpin negara. Mallarangeng termuda ini menggawangi Fox Indonesia yakni konsultan politik untuk korporasi, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden, yang berdiri sejak 14 Februari 2008. Jasanya meliputi pembiayaan, perencanaan strategis, relasi, dan peliputan media. Dan di sini Fox bertugas membangun pencitraan SBY-Budiono.
Awalnya, Fox mulai naik daun ketika membawa Alex Noerdin menjadi Gubernur Sumatera Selatan tahun 2008. Kesuksesan itu lantas menjaring klien lain seperti Sutrisno Bachir dengan nilai kontrak Rp120 miliar. Sayangnya, saat baru menerima Rp40 miliar, Sutrisno merasa ditipu karena iklan Rizal Mallarangeng - yang saat itu menyatakan akan maju sebagai kandidat Presiden dari calin independent pada Juli 2008 dengan motto 'If There is a Will, There is a Way' mematahkan semboyan Sutrisno yang mengangungkan 'Hidup adalah Perbuatan'.
Terlepas dari masalah itu, Fox malah dilirik pasangan SBY-Budiono dari Partai Demokrat. 13 Februari 2009, Choel selaku direktur eksekutif lantas membangun pusat komando pencitraan Partai Demokrat dan SBY di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Selatan, dengan nama Bravo Media Center.
Selain itu juga, Fox dipercaya menjadi konsultan politik putra bungsu SBY, Edhie Baskoro, yang terpilih menjadi anggota DPR RI dari partai yang sama. Biaya untuk Edhie sendiri disebut-sebut tidak begitu mahal, yakni Rp10 miliar saja.
November 2009, Choel tersandung gosip miring. Ia dikabarkan berselingkuh dengan ketua Walubi, Hartati Murdaya. Atas nama Umat Buddha, Ketua Dewan Pembina Generasi Muda Buddha Indonesia Lieus Sungkharisma lantas melaporkan penyebar isu ini ke Polda Metro Jaya. Bukan hanya media, tapi juga narasumber dirasa bertanggung jawab atas kabar yang meresahkan Umat Buddha.
Pada tahun 2011, nama Choel Mallarangeng disebut sebagai salah satu penerima suap wisma atlet SEA Games, Lampung, yang menyeret terdakwa utama anggota DPR RI Muhammad Nazaruddin ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Mindo Rosalina Manulang, salah satu terpidana yang juga mantan anak buah Nazaruddin bersaksi bahwa Choel juga menerima jatah dari total Rp20 miliar yang dikeluarkan Permai Group milik Nazaruddin untuk menggolkan anggaran proyek wisma atlet dan pembangunan pusat olahraga Hambalang.
Rosa mengaku mendengar adanya aliran uang ke Choel ini dari pernyataan Nazaruddin dalam rapat yang berlangsung di kantor Permai Group yang membahas pengeluaran perusahaan untuk mendapatkan dua proyek Kementerian Pemuda dan Olahraga itu. Uang tersebut, termasuk untuk mengurus sengketa lahan proyek Hambalang, ke Choel, dan membayar ke DPR.
Atas pernyataan itu, Choel pun membantah. Ia menyatakan tidak tahu-menahu soal proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang, Jawa Barat. Dan ketika Andi Mallarangeng didaulat menjadi saksi di Persidangan Tipikor soal wisma Atlet, ia pun mengatakan bahwa Choel pernah menolak uang yang ditawari dari proyek Hambalang.