Ali Sadikin atau lebih dikenal dengan Bang Ali, lahir di Sumedang, Jawa Barat, pada 7 Juli 1927. Beliau adalah seorang letnan jenderal Korps Komando Angkatan Laut yang diberi mandat oleh Presiden Soekarno pada tahun 1966 untuk menjadi Gubernur Jakarta. Sebelum diangkat menjadi Gubernur Jakarta beliau juga pernah menjabat sebagai sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, dan Menteri Koordinator Kompartemen Maritim atau disebut juga Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora. Jika beliau mempunyai panggilan Bang Ali, istri beliau Ny. Nani Sadikin, yang juga seorang dokter gigi, sering disapa Mpok Nani olek warga Jakarta.
Dalam karirnya sebagai Gubernur Jakarta beliau ikut dalam penggagasan pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Ismail Marzuki, Taman Impian Jaya Ancol, Pekan Raya Jakarta, dan beberapa tempat terkenal lainnya. Selain itu beliau juga menggagas pembangunan beberapa museum seperti Museum Fatahilla, Museum Tekstil, Museum Keramik, dan Museum Wayang. Beliau juga berperan penting dalam pengembalian fungsi gedung-gedung bersejarah, seperti Gedung Juang 1945 dan Gedung Sumpah Pemuda.
Sebagai Gubernur Jakarta waktu itu, Bang Ali juga memperhatikan kehidupan para artis yang telah lanjut usia di kota Jakarta yang pada waktu itu banyak bermukim di daerah tangki, sehingga wilayah tersebut diberi nama Tangkiwood. Di bawah pimpinan Bang Ali, kota Jakarta sering dijadikan tuan rumah untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON). Tak hanya itu, kontingen DKI Jakarta juga sering menjadi juara umum.
Selain membawa banyak kesuksesan untuk kota Jakarta, beliau juga pernah membuat kebijakan yang kontroversial. Kebijakan tersebut adalah dikembangkannya hiburan malam dan dilegalkannya perjudian di kota Jakarta dengan memungut pajak dari tempat tersebut untuk pembangunan kota Jakarta. Beliau juga pernah membuka kompleks Kramat Jati sebagai lokalisasi pelacuran. Kebijakan yang kontroversial tersebut tak lepas dari permasalahan minimnya anggaran Pemerintah Daerah untuk pembangunan kota Jakarta. Selain itu, Bang Ali juga menyelenggarakan pemilihan Abang dan None Jakarta. Beliau mengakhiri jabatan sebagai Gubernur pada tahun 1977 dengan digantikan oleh Letjen Tjokropranolo.
Tepat pada hari Selasa, 20 Mei 2008, Bang Ali menghembuskan nafas terakhir di Singapura. Bang Ali meninggalkan seorang istri yang merupakan istri kedua yang beliau nikahi setelah kepergian Mpok Nani yang terlebih dahulu, dan lima orang anak. Jenazah Bang Ali dimakamkan di tempat pemakaman umum Tanah Kusir.