PT. Suryamas Dutamakmur Tbk adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang real estate dan didirikan sejak September 1989. Perusahaan ini adalah salah satu dari 5 pengembang real estate terbesar di Indonesia yang membangun perumahan, lapangan golf, dan fasilitas pendukungnya yang berkualitas tinggi. Perusahaan ini memiliki strategi utama yaitu dengan menyelaraskan seluruh bagian yang mendukung pergerakan perusahaan dengan keseluruhan strategi dan pertumbuhan bisnis yang dilakukan, baik yang sedang berjalan pada saat ini maupun yang direncanakan di masa depan untuk mewujudkan visi dan misinya.
Sebagai pelopor dalam pengelolaan perumahan yang profesional dan dilengkapi dengan fasilitas dan layanan berstandar internasional, PT Suryamas Dutamakmur melalui proyek Rancamaya menghadirkan gaya hidup yang berbeda, kehidupan yang romantis hangat untuk keluarga.
Pada bulan Agustus 2011 lalu, perusahaan in melakukan kuasi reorganisasi agar tidak dibebani defisit. Kuasi ini menanggapi adanya krisis ekonomi yang melanda negara di Asia Pacifik pada pertengahan tahun 1997 yang masih dirasakan perusahaan mengingat perusahaan memiliki pinjaman dalam bentuk mata uang dolar AS. Rencana ini menambah jumlah emiten yang ingin melakukan kuasi reorganisasi. Sekitar 14 emiten telah mengajukan rencana kuasi secara resmi reorganisasi kepada Bapepam-LK. Pada 1 Januari 2013, revisi Kuasi reorganisasi perusahaan akhirnya mulai berjalan secara efektif dengan merevisi Peraturan Nomor IX.L.1. Adapun revisi yang diatur antara lain mengenai persyaratan dalam melakukan kuasi reorganisasi, ketentuan kuasi reorganisasi mengatur mengenai penilaian kembali aset dan liabilitas, dan perubahan aturan juga mengenai unsur-unsur ekuitas dan urutan prioritas pengeliminasian. Selain itu, beberapa ketentuan kuasi reorganisasi juga ditambahkan.
Berita berikutnya menyebutkan bahwa PT Suryamas Dutamakmur Tbk berniat menghapus defisit senilai Rp1 triliun dalam rencana kuasi reorganisasinya. Modal yang disetorkan akan diturunkan dari Rp500 menjadi Rp318 per lembar saham. Tentunya perubahan nilai nominal ini akan mempengaruhi nilai konversi surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) dan obligasi menjadi saham. Selain itu perusahaan juga berniat untuk menilai kembali aset dan kewajibannya sebesar Rp236,,5 miliar dan perubahan ekuitas anak usaha Rp9,52 miliar dan melakukan penyesuaian antara selisih tambahan modal disetor dengan saldo defisitnya sebesar Rp26,72 miliar.