nusakini.com - Memiliki tubuh tinggi dan besar menjadi keuntungan tersendiri bagi seorang penjaga gawang. Logikanya, makin bongsor postur sang kiper, makin sulit bagi lawan untuk mencari celah di gawang. Sebaliknya, kiper dengan tubuh kecil kerap dipandang sebagai sebuah kelemahan.

Kurang lebih seperti itulah komentar kiper Belgia Thibaut Courtois terhadap kiper Inggris Jordan Pickford selepas laga kedua tim di Grup G Piala Dunia 2018 pekan lalu. Menurutnya, Pickfrod terlalu pendek dan sulit untuk menjadi kiper kelas dunia.

• Marselino Tak Ingin Sejarah Timnas U-23 Terhenti
• Lawan Australia, Elkan Baggott Akan Berhadapan Rekannya Dari Ipswich Town
• Pemain Barcelona Sengaja Bermain Setengah-setengah Agar Xavi Dipecat
• Pratama Arhan Sudah Dipantau Sejak Timnas Junior Oleh Suwon FC
• Justin Hubner Akui Belum Bisa Beradaptasi Dengan Baik Di Timnas

Seperti membalas sindiran Courtois, Pickford lantas menampilkan performa gemilang yang menggiring Inggris ke perempat-final. Ia menjadi pahlawan adu penalti The Three Lions saat menghadapi Kolombia di babak 16 besar, Rabu (4/7) dini hari WIB dengan menggagalkan eksekusi titik putih Carlos Bacca.

"Saya punya kelincahan dan kekuatan. Saya tidak peduli jika saya bukan kiper berpostur besar, karena menjadi kiper adalah tentang berada di momen yang tepat untuk membuat penyelamatan. Dan saya melakukannya," kata Pickford selepas laga.

"Adu penalti adalah tentang pengaturan posisi. Saya telah melakukan pengamatan [terhadap penalti Kolombia]. Kami tahu bahwa kami bisa menang di laga ini. Saya mungkin masih muda, tetapi saya punya mental yang bagus."

"Malam yang indah bisa memenangi adu penalti. Idealnya, kami tidak ingin melakoni adu penalti, tetapi hasil ini tetap menghadirkan kegembiraan bagi fans di seluruh negeri. Kami pun boleh percaya diri menghadapi Swedia," imbuhnya. (fft/om)