Selandia Baru Menghentikan 'Travel Bubble' dengan Australia Setelah Lonjakan Kasus COVID-19

By Nad

nusakini.com - Internasional - Koridor perjalanan tanpa karantinta antara Australia dan Selandia Baru memperbolehkan warganya berkunjung ke kedua negara tersebut secara bebas di tengah pandemi virus corona. Namun 'travel bubble' ini harus dihentikan setelah lonjakan kasus di kota Sydney yang mengaharuskan penerapan sistem lockdown.

Pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison tadinya berencana untuk menerapkan travel bubble serupa dengan Singapura pada akhir tahun dan juga kepada negara-negara lain seperti Jepang. Tetapi perkembangan kasus mungkin akan merumitkan rencana tersebut.

Singapura dan Hongkong tadinya memiliki rencana untuk menerapkan travel bubble dengan satu sama lain, namun rencana ini ditunda setelah banyak laporan infeksi lokal yang semakin meningkat.

Penetapan travel bubble direncanakan dan disetujui oleh negara dan daerah yang melihat jumlah infeksi yang rendah. Australia dan Selandia Baru menluncurkan koridor dua arah tanpa karantina pada bulan April tahun ini.

Selandia Baru mengentikan travel bubble terhadap penumpang pesawat yang menuju dan berasal dari Sydney. Pada hari Sabtu, menteri yang bertanggung jawab terhadap respon COVID-19, Chris Hipkins, mengumumkan mereka akan menghentikan trans-Tasman travel bubble hingga hari Selasa (29/6).

Australia masih dianggap memiliki jumlah kasus yang rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk mereka. Menurut proyek Our World in Data oleh Universitas Oxford, Australia memiliki kumulatif 1.200 infeksi per jutaan warga, angka ini rendah jika disandingkan dengan 100.000 di Amerika Serikat, 70.000 di Inggris, dan 6.300 di Jepang. Angka Selandia Baru adalah 570 kasus per juta. (dd)