nusakini.com--Tingkat suku bunga Obligasi Negara Ritel (ORI) menunjukkan tren penurunan sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2006 lalu. Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan, hal ini disebabkan semakin membaiknya fundamental perekonomian, sekaligus penilaian credit rating Indonesia. 

“Sejak ORI diluncurkan pada tahun 2006, kupon ORI berangsur menurun seiring dengan semakin membaiknya fundamental perekonomian,” jelasnya di Jakarta baru-baru ini. Ia berharap, penurunan tingkat suku bunga ORI tersebut akan diikuti dengan penurunan tingkat suku bunga perbankan nasional, sehingga dapat mendukung daya saing perekonomian domestik. 

Selain itu, dalam satu dekade terakhir, ORI juga telah memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih mengenal pasar keuangan. Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pasar keuangan, ORI diharapkan dapat mendukung perkembangan keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. 

Sebagai informasi, pada salah satu risetnya, Dana Moneter Internasional/International Monetary Fund (IMF) telah menempatkan Indonesia sebagi negara dengan tren peningkatan pengembangan pasar keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh semakin meningkatnya Financial Development Index dari 0,1 pada tahun 1989 menjadi 0,35 pada tahun 2013. 

“Kondisi ini setidaknya menunjukkan tingkat awareness masyarakat untuk memanfaatkan jasa lembaga keuangan yang semakin meningkat, serta masih adanya potensi untuk semakin meningkatkan pengembangan pasar keuangan di negara kita,” ungkapnya.(p/ab)