Resmikan Program Master Meter di Medan, Gubernur Edy Rahmayadi Targetkan Tuntaskan Kebutuhan Air Bersih di Akhir Periode

By Abdi Satria


nusakini.com-Medan- Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meresmikan Program Master Meter untuk akses air bersih di Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Kamis (2/12). Berbagai upaya penyediaan kebutuhan publik ini, dirinya menargetkan pemenuhan sebanyak 4.000 liter/detik, sebelum periode kepemimpinan berakhir.

Dari jumlah total kebutuhan air bersih di Kota Medan sebesar 11.000 liter/detik, saat ini dibutuhkan tambahan setidaknya 4.000 liter/detik. Dengan ketersediaan 200 liter/ detik, maka kekurangannya akan dimaksimalkan dari beberapa instalasi.

"Selama tiga tahun saya menjabat, baru teratasi 200 liter/detik (tambahan). Jadi masih kurang 3.800 liter/detik," ujar Gubernur Edy Rahmayadi di acara peresmian Program Master Meter oleh USAID IUWASH Plus, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) dan PDAM Tirtanadi.

Adapun upaya memenuhi kebutuhan tersebut melalui PDAM Tirtanadi, kata Gubernur, yakni 1.100 liter/detik dari Binjai dan 900 liter/detik dari pihak swasta (kerja sama), sehingga totalnya 2.000 liter per detik. Sedangkan yang sudah ada 200 liter/detik, sehingga sisanya 1.800 liter/detik untuk memenuhi target 4.000 liter/detik.

"Dulu sebelum saya Gubernur, sering marah-marah sama PDAM ini. Saya prihatin, tetapi dimarahi percuma, airnya yang tidak cukup. Padahal sungai kita banyak, kalau hujan kita kebanjiran. Jadi kekurangan air bersih di Kota Medan, saya berusaha 4.000 liter/detik ini harus tuntas di akhir masa jabatan saya," jelasnya.

Sementara Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi Kabir Bedi menyebutkan, untuk di zona I (Kota Medan), baru mencapai 7.200 liter/detik. Sehingga kekurangan ada sekitar 3.800 liter/ detik. "Jadi untuk kekurangannya, harus ada kerja keras untuk peningkatan kapasitas penyediaan air bersih ini," sebutnya.

Untuk tambahannya, lanjut Kabir, tengah dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Binjai dengan kapasitas 1.100 liter/detik dan akan dioperasikan November 2022. Disusul kawasan Brayan melalui kerja sama bisnis berkapasitas 500 liter/detik.

"Dan di Johor 400 liter/detik. Kita kontrak kerja sama selama 25 tahun. Setelah itu kita yang mengelola instalasi airnya," jelas Kabir Bedi.

Turut hadir diantaranya mewakili USAID Indonesia Hung Vo, Ketua Pelaksana CCFI Triyono Prijosoesilo, USAID IUWASH Plus Bill Parente serta turut mendampingi sejumlah pejabat terkait.(rls)