Prof. Denny Diduga Stress Karena Kalah Pilkada, Ini Tanggapan Istana

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Menanggapi kritik Denny Indrayana yang mengatakan kehadiran Presiden Jokowi dalam peresmian pabrik biodiesel PT. Jhonlin milik Syamsuddin Andi Arsyad atau H. Isam tidak etis, pihak istana menjelaskan bahwa kehadiran Presiden Jokowi dalam peresmian pabri biodiesel PT. Jhohlin di Kalsel sebagai bagian dari program hilirisasi industri. 

Staf Khusus Presiden Jokowi Bidang Hukum Dini Purwono, menekankan bahwa yang terlibat dalam kasus suap pajak adalah PT Jhonlin Baratama yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. Sementara, lanjut Dini, pabrik biodiesel yang diresmikan Presiden Jokowi merupakan milik PT Jhonlin Agro Raya.

"Meskipun berada dalam group perusahaan yang sama, namun dua perusahaan tersebut adalah entitas hukum yang berbeda, bidang usaha berbeda, memiliki susunan direksi dan dewan komisaris yang juga berbeda," ujar Dini.

Sementara itu, pengamat politik dan kebijakan publik, M. Saifullah dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK) mengatakan j justru yang disampaikan Denny yang sangat tidak etis dan sangat memalukan sebagai dalam kapasitasnya sebagai sorang pakar hukum karena tidak bisa membedakan mana subyek hukum.

“Pernyataan Denny ini justru yang tidak etis dan balik memalukan dirinya dan menunjukkan bagaimana kualitas dan kapasitasnya sebagai seorang pakar hukum karena tidak mampu lagi membedakan mana subyek hukum”, kata Saiful saat dihubungi, Kamis 28 Oktober 2021. 

Saiful menjelaskan, sejak menjadi kontestan di Pilgub Kalimantan Selatan, Denny Indrayana memang terlihat selalu ‘ngawur’ dalam memberikan pernyataan, tuduhan yang bertendensi mengadu domba. 

“Makanya dia kalah dan tak dipilih oleh masyarakat Kalteng. Dan mungkin ini makin membuatnya frustrasi dan stress”, ujar Saiful. 

Denny, lanjut Saiful, sepertinya tidak lagi mampu berada dalam pikiran jernih, bahkan terlihat sudah pikun dalam mengeluarkan berbagai statemen. 

“Inilah yang makin menunjukkan karakter Denny yang sebenarnya. Sosok yang penuh dengan kedengkian, ngawur dan mungkin sudah dalam tahap stress”, ujarnya. (*)