Perempuan Kuat Itu Telah Pergi

By Admin


Catatan Swary Utami Dewi

nusakini.com - Mbak Emmy Hafild. Sosok yang unik dan teguh pada pendirian. Aku sudah cukup lama mengenalnya. Aku mengenalnya sebagai singa debat. Sosoknya mengggetarkan terutama di kalangan dunia LSM.

Aku mengenalnya secara intens saat bergabung di Kemitraan (Partnership for Government Reform) Saat itu aku ditugaskan mendukung kerja-kerja pemberdayaan masyarakat bersama tim WGP (Working Group Pemberdayaan), yang dibenttuk oleh Menhut MS Kaban.

Dan suatu waktu, Mbak Emmy masuk bergabung mengepalai cluster (menjadi Chief of Cluster) di Environment and Economic Governance (EEG). EEG adalah salah satu dari 3 kluster yang waktu itu ada di Kemitraan. Saat intens bekerja bersama itulah, aku dan Mbak Emmy kerap berdebat keras. Berbeda pendapat. Dan akibatnya aku kerap bete berat ke Mbak Emmy. Manyun lama.

Tapi Emmy adalah Emmy. Dia sangat pintar mendekati kita yang sedang merajuk. Mungkin karena saat itu aku ngambek ke dia agak lama, beberapa hari kemudian di suatu pagi, dia memberikanku kalung etnik. Ada motif merah dan coklatnya. "Kakak tahu, Adek suka warna merah". Aku bengong, lalu nyengir menerima kalung itu. Dia ternyata memperhatikan (saat itu) aku yang memang suka mengenakan asesoris kalung etnik dan memang warna favoritku merah. "Kok Mbak Emmy paham ya?" Pikirku bingung. Lalu soal panggilan Kakak dan Adek ini. Ini khusus dipakai Mbak Emmy jika aku meradang lama ke dia. Hanya digunakan saat dia melunakkan hati.

Hal lain yang paling kuingat adalah saat kita rapat dengan pihak luar. Ketika itu, jika ada yang "menyerang" kita, Mbak Emmy akan pasang badan membela. Baru sesudah rapat selesai,, Mbak Emmy memberikan "ceramahnya".

Mbak Emmy memang sosok yang unik. Beda dari yang lain. Keras. Teguh pendirian. Tapi sekaligus bisa menaklukkan hati. Sesekali aku masih WA ke mbak Emmy utnuk mengucapkan lebaran atau berkabar.

Kemarin saat mendengar mbak Emmy terbaring rasanya sedih. Kuhubungi beberapa kawan di EEG dulu. Dan semua.berdoa untuk Mbak Emmy. Saat sore ini Mbak Emmy dikabarkan drop, aku bergabung (meski terlambat) di zoom malam ini. Zoom yang mengumpulkan para sahabat dan kawan mbak Emmy untuk mendoakan yang terbaik bagi beliau. 

Saat ada yang sedang memberi kesaksian cerita tentang Mbak Emmy dan rencananya sesudah itu Hening Parlan akan memimpin doa, ada berita masuk. Berita duka yang mengabarkan bahwa perempuan kuat itu sudah dipanggil Sang Khalik. Kesedihan itu makin terasa. Dan doa diluncurkan kepada mbak Emmy oleh sahaabat-sahabatnya.

Ya, Mbak Emmy pergi di tengah doa orang-orang yang mengenalnya, yang mendoakannya. Tugasmu sudah selesai, Mbak. Beristirahatlah dalam damai. 

Al fatihah.

3 Juli 2021