Milad ke-63, UIN Jakarta Gelar Webinar Kontribusi Pendidikan Tinggi Islam dalam Merajut Kebhinekaan

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Webinar Nasional bertema “Kontribusi Pendidikan Tinggi Islam dalam Merajut Kebhinekaan: Refleksi 75 Tahun Kemerdekaan RI”. Webinar yang digelar dalam rangka Milad UIN Jakarta ke-63 ini menghadirkan Keynote Speaker Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. 

"Kami berharap webinar ini menjadi ruang diskusi bagi para akademisi dan kaum intelektual yang ada di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, untuk memberikan kontribusi nyata guna menjawab berbagai persoalan kebangsaan," ujar Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis, saat menyampaikan kata sambutannya, Selasa (18/08).  

Amany mengungkapkan, saat ini, semangat hidup bersama di atas perbedaan dan semangat kebangsaan yang mendasari para pendiri bangsa ini membangun Indonesia menghadapi tantangan serius. "Menguatnya kepentingan kelompok dan golongan serta minimnya ruang-ruang perjumpaan yang memungkinkan dialog antar kelompok yang berbeda, membuat bangsa ini tersekat-sekat, yang pada gilirannya membuat ikatan persaudaraan dan solidaritas anak bangsa merenggang," tuturnya.

"Perguruan Tinggi dan Akademisi sebagai komunitas dan kelompok intelektual memiliki tanggung jawab moral dan peran strategis dalam menyikapi persoalan kebangsaan tersebut," lanjutnya.  

Salah satunya, menurut Amany adalah dengan menyuarakan pandangan moderat dan mengambil langkah kongkrit menghidupkan semangat kebangsaan, nasionalisme, dan cinta tanah air baik di ruang kelas maupun di ruang publik. 

Ia juga menuturkan, sekurangnya terdapat empat peran yang dapat dilakukan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam merajut Kebhinekaan. Pertama, PTKI sebagai tempat peneguhan bahwa Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai ideologi dan bentuk negara merupakan pilihan yang sudah final.  

Kedua, PTKI sebagai tempat untuk menyuarakan akan pentingnya negara mewujudkan keadilan ekonomi, sosial, dan politik. Ketiga, perguruan tinggi sebagai lembaga yang aktif mendorong negara untuk melaksanakan kewajiban menghormati, melindungi dan memenuhi hak sipil dan politik setiap Warga Negara Indonesia, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, dan golongan sesuai dengan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerangka Hak Asasi Manusia.  

"Perguruan Tinggi juga sebagai tempat persemaian kesadaran “Meski Berbeda, Kita Saudara” dalam rangka menjaga Indonesia yang majemuk," ungkap Amany.  

Terakhir, yang terpenting, PTKI juga dapat berperan sebagai pusat-pusat pembelajaran kebangsaan, kebhinekaan, toleransi, nasionalisme, dan cinta tanah air.  

"Perguruan Tinggi sebagai ruang perjumpaan antar kelompok masyarakat yang berbeda, guna mensinergikan berbagai elemen bangsa dan meleburkan sekat SARA bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika," imbuhnya.  

Amany berharap, dengan digelarnya Webinar Nasional ini, akan muncul langkah-langkah konkrit dari para akademisi PTKI guna memperkuat rajutan Kebhinekaan Indonesia. Dalam kegiatan tersebut juga disampaikan Orasi Kebangsaan oleh Dosen FISIP UIN Dr. Saiful Mujani. (p/ab)