Menpora Amali Sebut SKJ Perlu Dimasalkan Kembali untuk Kebugaran Masyarakat Indonesia

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Jakarta--Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Zainudin Amali menjadi narasumber Metro TV pada Primetime News, Minggu (28/8) malam. Dijelaskan olehnya bahwa dalam Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON itu salah satu yang menjadi hulu dari kegiatan keolahragaan adalah kebugaran. 

"Kita tahu sekarang ini terutama para pelajar kita mereka sudah sangat lama tidak digerakkan lagi dengan senam yang seperti tahun 80-an," kata Menpora Amali sambil mengingatkan memori di sekolah tempo dulu. 

"Oleh karena itu kami menginisiasi kembali untuk melakukan senam bagi para pelajar tetapi ini bukan hanya untuk para pelajar bisa diikuti oleh umum," tambahnya.

Dicontohkan, ada salah satu penelitian kecil yang dilakukan di sebuah SMK di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, dari siswa yang sekitar 2.000 orang Kelas 3, hanya ada 5 orang yang bugar. 

"Bisa dibayangkan mereka akan mengisi pasar tenaga kerja, akan melanjutkan studinya dan sebagainya tetapi dalam kondisi fisik yang tidak bugar," ucapnya.

Dapat sebagai parameter sederhana, saat pandemi yang lalu kebugaran sangat menentukan bagaimana daya tahan bagus dan itu berkaitan erat dengan imunitas setiap individu. Oleh karena itu sekarang saatnya didorong kembali untuk mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.

"Satu tema yang sangat bagus di tahun 80-an tetapi akhir-akhir ini hilang, maka kami memperbaiki kembali senam ini tanpa meninggalkan yang sudah pernah ada. Jadi ini mudah-mudahan akan semarak di seluruh Indonesia dan itu bukan hanya diikuti oleh pelajar karena iramanya juga enak kita sesuaikan dengan kondisi kekinian supaya semua orang bisa bersenam dengan irama SKJ itu. Siapapun bisa melakukan," promosinya.

Disebutkan bahwa saat melaunching sekaligus pemecahan rekor dunia MURI untuk peserta SKJ Pelajar Terbanyak dihadiri dari Kemendikbud Ristek, sebagai bagian dari kolaborasi dan sinergitas.

"Memang kami ajak Kemendikbud Ristek untuk berkolaborasi sebab kalau hanya kami dari Kemenpora tidak mungkin itu bisa tersosialisasi dan bisa dimasalkan di daerah-daerah, karena kita tahu wilayah pendidikan itu dibawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek dan bahkan di daerah SD, SMP itu kewenangan ada di Kabupaten/Kota dan SMA nya ada di Provinsi," jelasnya.

Terakhir, perubahan budaya saat ini mempengaruhi pula pada kebiasaan anak-anak mudanya. Munculnya berbagai fasilitas kemudaan seperti kendaraan, lift, dan lain-lain menjadi faktor kemalasan bergerak. Maka dengan gerakan masal di sekolah diharapkan menjadi budaya baru untuk kembali mencintai olahraga.

"Di sekolah diharapkan guru-guru memberikan kesempatan anak-anak untuk melakukan gerakan fisik maka tentu anak-anak akan melakukan. Maka sekolah menjadi andalan kita untuk memasalkan SKJ ini dan dengan demikian mereka akan bugar kembali," harapnya.

"Nah kalau kembali kita kaitkan dengan DBON, kebugaran adalah prasyarat untuk mendapatkan talenta yang baik," tutupnya.(rilis)