Menpora Amali Sebut Prestasi SEA Games 2021 Vietnam sebagai Persiapan Menuju Olimpiade

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menegaskan Kontingen Indonesia kembali menatap multievent didepan mata SEA Games ke-32 Kamboja tahun 2023 dan Asian Games di Tiongkok sebagai rangkaian persiapan Indonesia menuju Olimpiade Paris 2024 mendatang.

"Di 2023 nanti ada SEA Games Kamboja dan Asian Games di Tiongkok. Kita berharap ini akan menjadi satu rangkaian yang akan kita persiapkan sesuai DBON yang menjadi pijakan untuk pembinaan prestasi," kata Menpora Amali saat menjadi narasumber program acara 'Indonesia Bicara' TVRI secara daring dari Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Selasa (24/5).

"Kita berusaha supaya ini menjadi ajang untuk kita mempersiapkan diri supaya sebanyak mungkin atlet kita yang lolos kualifikasi olimpiade Paris 2024," imbuh Menpora Amali.

Sejak awal, Menpora Amali telah sering menegaskan bahwa di dalam DBON, SEA Games dan Asian Games hanya merupakan sasaran antara, sedangkan sasaran utama Indonesia adalah olimpiade, yang terdekat adalah Olimpiade Paris 2024 mendatang.

Menurut Menpora Amali, harapan masyarakat dan Bapak Presiden agar Indonesia memperbaiki peringkat dari SEA Games 2019 Filipina telah dijawab oleh kontingen Indonesia yang dikirim ke SEA Games 2021 Vietnam.

"Dengan komposisi atlet yang lebih sedikit dari saat ke SEA Games Filipina yang mencapai 841 dan di Vietnam ini hanya setengahnya yakni 499 atlet tetapi dengan raihan prestasi berada di peringkat ke-3," urai Menpora Amali pada acara yang bertemakan Evaluasi SEA Games 2021 Vietnam ini.

SEA Games 2021 Vietnam lanjut Menpora Amali, menjadi ajang mengimplementasikan paradigma baru didalam pengiriman atlet, Indonesia tidak bangga dengan sebanyak atlet yang dikirim tetapi kualitas yang kita kirim benar-benar terseleksi oleh tim review.

"Kedepan kita akan semakin ketatkan lagi dengan parameter-parameter yang lebih ketat, sehingga kesiapan kita sesuai DBON targetnya adalah olimpiade," tegasnya lagi.

Terkait komposisi atlet yang dikirimkan Menpora Amali menyampaikan 60% atlet muda dan 40% atlet senior. Hal itu sebagai upaya mempersiapkan atlet pelapis. "Memang pembinaan kita terstruktur dan jangka panjang dimana atlet pelapis telah dipersiapkan sedini mungkin," urai Menpora Amali.

"Dalam DBON ini menjadi panduan pembinaan termasuk dalam pengiriman atlet sesuai rekomendasi tim review Kemenpora. Dan sport science menjadi pendamping utama. Jadi atlet yang tidak siap tentu tidak kita kirim. Kedepan akan ada pengetatan fisik baik kebugarannya, cederanya dan sebagainya," tambahnya.

Menpora Amali kembali menegaskan pemerintah dan stakeholder olahraga akan konsisten menjalankan DBON sehingga semua benar-benar harus mempersiapkan dengan serius dan yang menjadi panduan utamanya adalah sport science.

"Kita menyiapkan pembinaan-pembinaan di sentra-sentra sesuai dengan Perpres 86/2021 dan langsung kita tempelkan langsung ke perguruan tinggi, misalnya di DKI ada di UNJ, Bandung ada di UPI, Jateng di Unnes Semarang dan Jatim di Unesa Surabaya dan sebagainya. Perguruan tinggi ini dulunya IKIP karena mereka miliki fakultas keolahragaan dan lab sport science dan lab school yang memadai," ujar Menpora Amali.(rls)