Jelang Piala Dunia U-20 Menpora: Kita Harus Siap!

By Abdi Satria


M. Nigara

Wartawan Olahraga Senior

"APA PUN itu, kita harus siap!" 

Begitu tukas Menpora, Zainudin Amali, Kamis (24/9) sore, di kantornya mengawali obrolan santai tentang persiapan Puala Dunia U20, beberapa waktu lalu.

Dua pekan silam, Menpora bersama Wakil Ketum PSSI, Iwan Budianto, anggota esko PSSI Haruna Sumitro, dan Walikota Surabaya, Risma Harini melakukan peninjauan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Selain itu, fasilitas lain sebagai pendukung, juga ikut ditinjau.

Secara khusus, Menpora memberi apresiasi yang tinggi pada Ibu Walikota Surabaya. "Sungguh di luar dugaan saya. Kejutan yang luar biasa indahnya," katanya lagi.

Hal ini sangat bisa dipahami, beberapa saat lalu, Walkot Surabaya datang ke Kemenpora untuk meminta berbagai bantuan. "Tapi saat ini, benar-benar kejutan baik. Selain tidak ada bantuan, Ibu Risma ternyata telah mengerjakan seluruh fasilitas stadion di tingkatkan, di samping itu, Pemkot menambah akses menuju GBT," tutur Menpora dengan wajah berbinar.

Masih kata Menpora ZA, awalnya hanya satu akses, dan jujur sangat tidak ideal. Tapi, sekarang ditambah tiga lagi. "Ini adalah kejutan yang perlu saya berikan apresiasi khusus "

Terkait dengan pandemi yang masih terus belum ada tanda-tanda usai, dan ditundanya penyisihan grup Asia di Uzbekistan, serta belum jelasnya nasib penyisihan-penyisihan di grup Eropa, Amerika, dan Afrika, menpora 

menyatakan itu adalah persoalan yang berbeda. "Sebagai Ketua Inafoc, saya harus tetap melaksanakan persiapan," tuturnya.

Mantan anggota DPR dari Partai Golkar, tiga periode dari Dapil Jawa Timur itu menegaskan, ada dua bagian dalam Piala Dunia U20, Mei-Juni 2021. Pertama, FIFA terkait dengan teknis. Kedua, INAFOC terkait persiapan sebagai tuan rumah. Keduanya saling berkaitan tetapi dikerjakan oleh pihak yang berbeda. "Syukur jika tidak ada penundaan, tetapi jika ada penundaan, tentu semua bergantung dengan kondisi pandemi itu sendiri," katanya lagi.

Tapi, apa pun yang kelak akan diambil oleh FIFA, sebagai Ketua INAFOC, Menpora Zainudin Amali, tetap mempersiapkannya dengan baik. "Jadi, tak ada alasan bagi kita untuk menunda persiapan itu."

FIFA sudah memutuskan enam stadion di enam kota yang berbeda. Jakarta, Stadion GBK, Bandung, Stadion Sijalak Harupat, Solo, Stadion Manahan, Surabaya, Stadion Gelora Bung Tomo, Denpasar, Stadion I Wayan Dipta, dan Palembang, Stadion Jaka Baring, telah resmi ditunjuk FIFA. 

Dari sana hanya Stadion I Wayan Dipta, Denpasar, Bali yang pembenahannya berkelas mayor. "Artinya perbaikannya sangat besar dan banyak. Kita tahu, Di stadion I Wayan Dipta itu, kursinya belum single sitter, lalu akses menuju VIP Tribun perlu perombakan karena jalan menuju tempat itu plafonnya masih terlalu rendah. Dan yang paling krusial atau vital adalah akses jalan. "Saat ini hanya satu akses jalan keluar-masuk," ucap Menpora ZA.

FIFA mewajibkan setiap stadion yang akan digunakan sebagai tempat pertandingan resmi, harus memiliki akses jalan lebih dari satu. Mengapa akses masuk oleh FIFA juga dianggap sangat penting? Bagi FIFA, keamanan dan keselamatan para pemain, ofisial, wasit, jurnalis, dan penonton, adalah hal mutlak. 

Untuk itu, maka penting bagi GBT, Surabaya dan IWD, Denpasar memiliki akses yang lebih dari satu. Jika Walikota Surabaya sudah membuat tambahan akses jalan, maka kita berharap agar Gubernur Bali juga melakukan hal yang sama.

Menpora menambahkan pihaknya dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Desember nanti akan kembali berkeliling. Mudah-mudahan tidak ada permasalahan yang berarti dan kita semakin siap.