Jateng Raih Nilai Tertinggi Nasional Pengelolaan Arsip
By Admin
nusakini.com, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperoleh nilai tertinggi dalam pengawasan kearsipan tingkat nasional. Dengan nilai 96,07 Jateng berada di posisi teratas, mengungguli DI Yogyakarta, Jabar, Jakarta, dan Jawa Timur.
Prestasi tersebut diumumkan oleh lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), melalui daring, Rabu (18/12/2024) pagi
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, prestasi ini menjadi kejutan akhir tahun. Sebab, pada ajang yang sama, posisi Jateng selalu berada di bawah DI Yogyakarta, selama tiga tahun berturut-turut.
Ia mengatakan, sejumlah langkah ditempuh untuk dapat mengoptimalkan pengelolaan arsip. Di antaranya, penggunaan teknologi dan merevisi perda terkait arsip dan perpustakaan.
“Pertama kita revisi perda terkait perpustakaan yang telah disahkan. Tahun berikutnya, kita revisi perda terkait arsip. Kemudian, kita maksimalkan penggunaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE. Dengan ini, efisiensi penggunaan kertas dan tinta bisa maksimal,” tuturnya, saat ditemui di kantor gubernur, Rabu (18/12/2024).
Selain itu, pihaknya melakukan koordinasi pengelolaan arsip dan pengawasan pada OPD, rumah sakit dan BUMD. Dengan demikian, kinerja pengelolaan arsip bisa dipantau agar lebih baik.
Fransisco mengatakan, pengelolaan arsip tidak terbatas pada internal pemerintah. Masyarakat pun bisa memanfaatkan fasilitas teknologi untuk menyimpan arsip pribadi, seperti KTP, sertifikat, akta lahir, dan sebagainya.
“Kita fasilitasi penyimpanan arsip digital melalui aplikasi ArsipEmas. Ini bisa diakses masyarakat untuk menyelamatkan arsip vital, jika terjadi bencana kehilangan arsip fisik, namun data elektronik tersimpan tetap aman kami simpan,” paparnya.
Dengan penghargaan itu, Fransisco berharap masyarakat semakin sadar akan nilai sebuah arsip. Apalagi, menurutnya, sebuah arsip juga bernilai sejarah. Seperti, arsip tentang proses transmigrasi pertama dari Jateng, yang diakui sebagai Memori Kolektif Bangsa atau MKB. Adapula arsip tentang Profesor R Soeharso, yang diakui oleh Unesco sebagai Memory of The World atau MOW.
“Karena arsip terasa penting saat dibutuhkan, dengan titel ini Jateng melihat arsip sebagai sebuah kegiatan yuang penting. Ini harus dimaksimalkan sampai ke masyarakat, melalui layanan ArsipEmas, Sistem Informasi Kearsipan Statis,” tutup Fransisco. (*)