Inggris Meringankan Peraturan COVID-19 Di Tengah Lonjakan Varian Delta

By Nad

nusakini.com - Internasional - Perdana Menteri Boris Johnson diekspektasikan akan mengumumkan peringanan peraturan COVID-19 pada hari Senin (5/7), ia mengatakan warga Inggris harus hidup dengan virus dan melakukan "penilaian sendiri" dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Pernyataan ini muncul di tengah - tengah naiknya kasus akibat varian Delta.

Johnson diharapkan akan meluncurkan tahap akhir dari rencana empat tahapan setelah lockdown dan "mengembalikan kebebasan warga" saat ia akan hadir dalam konferensi pers pada hari Senin. Tahap keempat direncakan akan efektif pada tanggal 19 Juli, dimana tahap ini akan memperbolehkan warga untuk melepas masker, menghentikan pembatasan sosial, dan diselenggarakannya acara-acara besar dengan banyak penonton.

Pada hari Minggu dalam sebuah pernyataan, Johnson mengatakan program vaksin di Inggris membantu kemajuan kesehatan di negara ini. Namun ia juga menekankan bahwa pandemi belum berakhir dan kasus-kasus akan terus bermunculan dalam beberapa minggu kedepan. Maka dari itu, warga Inggris harus bisa melakukan penilaian sendiri mengenai keselamatan mereka saat tahap keempat diberlakukan.

Pergerakan untuk meresmikan tahap empat ini tetap dilanjutkan walaupun jumlah kasus sudah mencapai angka tertinggi sejak bulan Januari. Jumlah kasus harian di Inggris pada hari Minggu (4/7) mencapai angka 24.248 kasus dengan 15 kematian.

Hingga tanggal 4 Juli, 78 juta dosis vaksin telah diberikan di seluruh penjuru Inggris dan sekitar 63.4 persen orang dewasa telah mendapatkan dua dosis vaksin.

Asosiasi Medis Inggris (BMA) telah menyuarakan kekhawatiran mengenai peringanan peraturan COVID-19 karena melihat lonjakan kasus yang disebabkan oleh varian Delta yang dikatakan sangat mudah menular.

Ketua BMA, Chaand Nagpaul menyampaikan ke Radio Sunrise pada hari Minggu, pemerintah harus terus melanjutkan peraturan COVID-19 dan beraksi berdasarkan data, bukan tanggal saat membuat keputusan untuk melindungi nyawa warga Inggris.

Pemerintah menggunakan data dari Kesehatan Masyarakat Inggris yang menunjukkan vaksin COVID-19 sangat efektif dalam melawan penyakit parah dan rawat inap dari varian Delta dengan Pfizer-BioNTech dinyatakan 96 persen efektif dan Oxford-AstraZaneca 92 persen efektif jika menggunakan dua dosis.

Pemerintah juga sedang menyiapkan rencana untuk memberikan dosis ketiga kepada orang-orang yang dianggap masih lemah dan di atas umur 50. Dosis ketiga ini digunakan untuk meningkatkan imunitas mereka dalam bulan-bulan musim dingin.