Hikmah Maulid Dalam Konteks Pilkada

By Abdi Satria


Oleh : M Ridha Rasyid 

Praktisi dan Pemerhati Pemerintahan


Rasulullah SAW, Muhammad bin Abdullah, lahir pada tahun gajah 12 Rabbiul Awal 571 Miladiah. Beliau lahir tanpa pernah  melihat ayahnya. Dan kala umur tujuh tahun, ibunya St Aminah wafat. Sehingga beliau di bawah pengasuhan pamannya, Abu Thalib, ayah dari Ali bin Abu Thalib.

Dalam perjalanan hidupnya, Muhammad bin Abdullah, telah dibimbing langsung Allah SWT. Melalui malaikat Jibril, yang ditugaskan khusus untuk mengawasi jejak jejak dan setiap langkah, tindakan dan perkataannya.

Perlu diketahui bahwa tidaklah serta merta seseorang itu dipilih menjadi nabi dan rasul, melainkan telah melalui seleksi dari lahir hingga usia tertentu Allah "melantiknya" menjadi pesuruh/pembawa risalah.

Sama hal-nya Muhammad bin Abdullah,  telah melalui tahapan proses yang panjang, sehingga ia menjadi satu satunya Nabi, diantara 25 Nabi dan Rasul yang diabadikan Allah dalam Al-Qur'an yang tidak pernah berbuat dosa atau pelanggaran atas perintah dan larangan dariNya. Dia disebut Insan Kamil. Manusia sempurna.

Muhammad bin Abdullah,  dikalangan suku Quraish  diberi gelar Al-Amin, orang terpercaya. Tidak ada satupun dari kalangan mereka yang pernah melihat dan mendengar bahwa ia pernah berbuat salah. Sangat dihormati.

Dalam sejarah Muhammad bin Abdullah  disebutkan dia telah bergaul sejak kanak kanak dengan Abubakar As-shiddiq ( kelak dia lelaki dewasa yang pertama mengakui kenabian Muhammad bin Abdullah) dan banyak lagi pemuda yang senang serta hormat kepadanya. Termasuk paman paman nya, Seperti Abu Jahal, misalnya.

Namun, setelah Muhammad bin Abdullah  dikukuhkan Allah SWT menjadi Rasul pada usia empat puluh tahun, justru Nabi Muhammad SAW di musuhi oleh kaumnya sendiri, termasuk keluarganya, kecuali Abu Thalib. Kakeknya Abdul Muthalib di masa hidupnya juga memberi perlindungan kepada sang cucu. Namun, beliau tidak melihat perjalanan kerasulannya. Sebagai khatamil  anbiya, nabi penutup, maka semua hal yang dari awal penciptaan seluruh mahluk hingga kiamat, telah diuraikan secara gamblang kepada Rasulullah SAW  melalui kitab suci Al Qur'an  sebagai mukjizat terbesar dan agung kepada seorang pembawa berita dan risalah. Hal yang paling menarik dari semua sisi kehidupan itu  adalah menjadi teladan bagi siapapun, tidak terbatas pada pemeluk islam sahaja,  tetapi seluruh manusia dan alam. 

Hikmah kekinian  untuk kita 

Michael H Hart, penulis buku 100 tokoh yang paling bersejarah di dunia, memilih Nabi Muhammad SAW  sebagai urutan pertama yang paling berpengaruh di dunia dan mencetak sejarah yang tiada bandingannya. Atas dasar kajian ilmiah yang dilakukannya, sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada satupun tokoh yang sama apatahlagi melebihi dari ketokohannya. Suatu pengakuan yang tulus dan jujur dari seorang ilmuwan yang justru bukanlah penganut dienul  Islam.

Oleh karena, memang, Rasulullah SAW,  diutus bukan untuk kalangan tertentu, namun untuk seluruh manusia dan alam semesta. Ingat, salah satu mukjizat Rasulullah SAW, bisa membelah bulan, batu bisa dia ajak berbicara, awan yang selalu "memayungi" setiap dia keluar dari suatu tempat, banyak lagi mukjizat yang ada padanya. Kalangan ahli hadits menyebutkan paling tidak ada 12 mukjizat Nabi  Muhammad  SAW.

Dari deretan rekam perilaku Nabi Muhammad  SAW, sebagai suri tauladan  yang patut kita adopsi adalah antara lain, kejujuran, tidak pernah berkata dusta dan selalu memenuhi janji. Tiga karakter ini menjadi sangat penting  dalam proses mendapatkan amanah rakyat melalui pemilihan kepala daerah.

Ini yang sangat krusial yang ada pada setiap pemilihan pemimpin. Bukan hanya di negeri kita, namun juga terjadi diberbagai negera di belahan bumi. Apa sebabnya ini sangat penting, pertama, kejujuran itu adalah kapital awal kepemimpinan.  Pemimpin yang baik selalu mengedepankan keterbukaan, menyampaikan apa adanya, dan menilai sesuatu dengan melihat beberapa sisi yang dipertimbangkan,  kedua,  seorang pemimpin tidak berkata bohong, apatahlagi membohongi orang yang dipimpinnya, itu sangatlah riskan untuk dilakukan seorang pemimpin.

Oleh karena ketika kebohongan itu dibuat untuk pertama kali, maka yakinlah akan ada serangkaian kebohongan lainnya yang akan dia buat, ketiga, memenuhi janji. Acapkali dia berjanji dan atau menjanjikan sesuatu pasti dia akan penuhi bagaimana pun caranya. Sebab, dia tidak akan pernah menjanjikan sesuatu kalau kelak dia tidak mampu penuhi. Pemimpin yang baik tidaklah banyak berjanji, tetapi justru dia akan berbuat atas apa yang selama ini  mungkin hanya sebuah mimpi atau ilusi rakyat belaka.

Rakyat akan di buat surprise, karena sang pemimpin itu tidak mengumbar janji tetapi justru dia berbuat melebihi dari ekspektasi rakyatnya. Kalau ketika hal ini kemudian jadi dasar dan fondasi bagi siapapun yang ingin maju pada jabatan publik, termasuk dalam jabatan pemerintahan, insya Allah, kitalah yang dituju dan dimaksud pewaris nabi. Karena kita dan siapapun itu tidak akan pernah menjadi nabi, paling tidak bahwa jejak jejak kebaikan yang dicontohkan  pesuruh Allah SWT  dapat menginspirasi dan menjadi komitmen untuk berbuat untuk rakyat. 

Waktu Mencoblos makin dekat 

Kalaulah kita sudah mengikuti secara seksama masa sosialisasi dan kampanye, tentu sudah banyak hal yang kita lihat dan dengar. Kita sudah dapat menilai dan mengukur calon mana saja yang memenuhi tiga kriteria di atas.

Adakah  diantara para calon itu memenuhi syarat, atau paling tidak  "nyaris" mendekati  atau dari rekam perilaku mereka sebelum menjadi calon telah terlihat indikasi kebaikan ataukah sebaliknya.

Jangan hanya karena fulus antara 100 ribu hingga 250 ribu rupiah kita mencederai diri dalam waktu cukup lama, periode kepemimpinan yang akan berlangsung selama lima tahun, jangan karena berbagai janji yang membuat kita terlena lalu memilihnya, tanpa pernah tahu adakah komitmen kuat untuk memenuhi janjinya serta adanya "janji lain" yang mereka buat misalnya akan mundur kalau tidak terpenuhi janji dalam kurun waktu tertentu sebelum periode nya berakhir, ataukah dengan serta merta dia bisa dimintai pertanggung jawab secara pidana dan perdata bilamana dia menyalahgunakan jabatannya dan tidak memenuhi janjinya.

Memang kita akui tidak ada orang yang bisa mendekati sifat dan perilaku serta perkataan seorang.nabi, tetapi juga bukanlah hal mustahil kalau kita berusaha untuk berbuat baik, berkata jujur, menjauhi kedustaan  dalam bertindak dan mengambil keputusan serta berupaya untuk memenuhi sumpah jabatannya selain komitmen di masa kampanye itu dapat dia manifestasikan. (*)