Haedar Nashir Ajak Warga Muhammadiyah dan Umat Islam Mewujudkan Hasil Puasa
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir di acara Halalbihalal-Silaturahmi Idul Fitri 1443 H Keluarga Besar Muhammadiyah ingatkan Warga Muhammadiyah dan seluruh Umat Islam untuk mewujudkan hasil dari puasa dan ibadah-ibadah yang telah dilaksanakan selama Bulan Ramadan.
Menurut Haedar, pasca Ramadan dan Idul Fitri Warga Muhammadiyah dan Umat Islam penting untuk mewujudkan nilai-nilai taqwa dalam kehidupan nyata. Haedar menyebut bahwa, puasa sebagai mujahadah atau jalan spiritual untuk meningkatkan uswah hasanah dalam kehidupan.
Haedar menjelaskan, uswah hasanah dalam beragama yang terintegrasi antara aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah secara lebih berkualitas. Kehidupan muslim tidak boleh dijalankan secara dikotomis, sekaligus menampilkan diri sebagai muslim yang utuh.
“Seraya menampilkan keteladanan diri dalam perilaku dan pengamalan keagamaan yang mendamaikan, menyatukan, mencerdaskan, memajukan, mencerahkan, dan menebar kebajikan utama yang rahmatan lil- ‘alamin bagi kehidupan sesama dan lingkungan semesta”. Ucap Haedar.
Ia juga berharap agar Warga Muhammadiyah dan Umat Islam menjadi insan yang bertaqwa dengan kualitas yang tinggi, dibuktikan dalam pikiran, lisan, ujaran, dan tindakan disertai dengan keteladanan yang sejalan antara kata dan perbuatan. Seorang muslim tidak boleh retak antara kata dan perbuatan. Hal-hal tersebut tidak berlebihan, sebab tujuan dari adanya perintah puasa adalah untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan seorang muslim.
Sebagaimana yang disebutkan dalam QS Al Baqarah ayat 183, bahwasannya perintah atau kewajiban berpuasa bagi orang muslim seperti yang dilaksanakan oleh orang terdahulu agar untuk bertaqwa.
“Orang bertaqwa senantiasa menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, serta menjalankan petunjuk-petunjuk-Nya. Mereka yang bertaqwa hidupnya beriman-bertauhid yang kokoh, berakhlak mulia, berilmu luas yang bermanfaat, dan beramal shaleh menebar rahmat bagi dunia,” sambung Haedar.
Di sisi lain sebagai muslim diperintahkan untuk meningkatkan kadar ketaqwaan, namun secara bersamaan juga dibarengi dengan larangan mendaku diri paling bertaqwa. Haedar menegaskan bahwa, peningkatan taqwa dan lahirnya kebajikan hidup tidak boleh lantas menjadikan seorang muslim merasa diri semuci.(muhammadiyah)