Dorong Regenerasi Petani, Pesantren Ihya’us Sunnah Jember Optimalkan SMK

By Abdi Satria


nusakini.com-Jember-Indonesia adalah negara agraris. Namun minat remaja untuk menjadi petani, semakin lama semakin menipis. Malah kecenderungan mereka sejak lama adalah bekerja di kota, atau bahkan tinggal di kota. Akibatnya, roda regenerasi petani berputar sangat lamban, atau bahkan stagnan.

"Padahal, kalau berbicara pertanian, maka petani adalah subjek penting bagi kesinambungan ketersediaan produk pertanian. Namun kenyatannya, profesi petani kurang diminati," ujar Pengasuh Pesantren Ihya’us Sunnah, Jember Ustadz Bukhari. Atas dasar itulah kata Bukhari, Pesantren Ihya’us Sunnah, Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Pertanian (2016). 

Menurutnya, pendirian SMK Teknologi Pertanian itu merupakan jawaban atas kegalauan masyarakat terkait kian tergerusnya minat remaja untuk menekuni bidang pertanian dan perkebunan, sekaligus jawaban atas susahnya masyarakat sekitar Tugusari untuk mendapatkan sekolah yang sesuai dengan potensi alam.

“Sekuat tenaga kami bangun SMK ini untuk merespons keinginan masyarakat sekitar Tugusari, khususnya Dusun Sumbercanting,” ungkapnya. Ustadz Bukhari menambahkan, potensi alam Desa Tugusari adalah perkebunan dan pertanian. Masyarakat desa setempat, 99 persen adalah petani sawah dan petani kopi (kebun). Namun tidak ada jaminan bahwa kondisi tersebut akan lestari jika tidak ada regenerasi yang sistematis.

“Lulusan SMK di sini kan punya ilmu. Jadi walaupun mereka tidak turun langsung sebagai petani, tapi mungkin bisa kreatif dan punya terobosan untuk meningkatkan hasil pertaniannya,” jelasnya. Keberadaan SMK Teknologi Pertanian tersebut, akhirnya menjadi salah satu pemicu dibangunnya pabrik kopi merk BIKLA di lingkungan pesantren tersebut. Tentu saja para murid SMK Teknologi Pertanian itu tidak sekadar berteori tapi bisa mempraktikkan ilmu bertani kopi hingga cara memproduksi kopi bubuknya. “Kami menyediakan praktik dari hulu hingga hilir,” ungkap Ustadz Bukhari.

Kepala SMK Teknologi Pertanian, Muhsin Alatas mengemukakan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas lembaga untuk melahirkan lulusan yang mumpuni. Dengan perpaduan kurikulum agama dan pendidikan vokasi, Muhsin berharap agar anak didiknya bisa tampil sebagai sosok yang peduli terhadap pertanian dengan bingkai agama. “Maka saya kira sangat ideal jika petani atau yang peduli pertanian, mempunyai bekal keagamaan yang kuat,” terangnya.

Di masa wabah Corona ini, Muhsin mengaku tetap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara Daring (dalam jaringan). Sebab, semakin lama transmisi penyebaran virus Corona justru semakin menggila. “Kita ingin proses belajar-mengajar telap jalan, tapi risiko Corona wajib kita jaga,” ucapnya.

Menurut Bendahara Pengurus Cabang LAZISNU Kabupaten Jember itu, penyelenggaraan KBM di lembaganya menggunakan aplikasi WhatsApp dan Facebook dengan membentuk grup-grup. Namun tidak sedikit juga murid yang tenyata tidak terjangkau oleh aplikasi media sosial tersebut. "Karena itu, disiasati secara manual, yaitu murid yang paling dekat dengan murid lain yang tidak bisa internetan, agar membantu melaksanakan tugas yang diberikan sekolah, misalnya mengambil kertas jawaban untuk diberikan kepada teman lain yang lebih dekat dengan sekolah hingga sampai ke meja sekolah, seperti model semutan," ungkapnya. “Dan alhamdulillah cara itu cukup efektif,” pungkasnya. (NU/ab)