nusakini.com--Direktur Jenderal Anggaran,  Askolani membuka secara resmi Public Expenditure Management Network in Asia (PEMNA) di Aula Dhanapala Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.

Acara yang dihelat selama tiga hari, yakni pada 15-17 November 2016 ini diikuti oleh perwakilan dari 13 negara berkembang di kawasan Asia. Pertemuan kali ini mengangkat tema "Fiscal Sustainability and Infrastructure Financing". 

• Diskusi PEMNA Untuk Mencari Solusi Kemiskinan dan Ketidaksetaraan
• Wamenkeu Membuka PEMNA Plenary Meeting 2017

Menurut Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Direktorat Jenderal Anggaran Kunta W.D. Nugraha, acara ini merupakan wadah bagi negara-negara peserta untuk berbagi pengalaman mengenai progres dari reformasi. “Kemudian juga (terkait) masalah yang kita hadapi, isu-isu penting, sehingga kita bisa mendapat masukan dari negara lain dan belajar dari negara lain," terangnya. 

Ia berharap, PEMNA akan menjadi lebih besar dan berperan penting, karena semakin banyak isu yang mulai berkembang, yang relevan dengan apa yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. “Seperti sekarang kita bicara mengenai pembiayaan infrastruktur, bagaimana kita membiayai infrastruktur kita,” tambahnya. 

Pada pertemuan tersebut, lanjutnya, Indonesia juga membagi pengalaman terkait pembiayaan infrastruktur. Selain melalui APBN, pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia juga dilakukan dengan melibatkan partisipasi investor swasta. “Baik itu melalui Public Private Partnership (PPP), atau melalui guarantee dari pemerintah, atau murni swasta,” katanya. 

Ia menambahkan, Indonesia telah semakin berperan aktif dalam PEMNA. “Dalam arti kita memang menghadapi banyak masalah dan juga kita menuju progress reform penganggaran yang sudah semakin maju, sehingga banyak hal yang bisa kita sharing dan dengarkan dari negara lain, " pungkasnya. (p/ab)