COVID-19: Makna Melandai dan Apresiasi Buat Sulsel

By Abdi Satria


Oleh M. Ridha Rasyid  

Praktisi dan Pemerhati Pemerintahan

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata melandai, menurun sedikit demi sedikit; agak miring; tidak curam, laju pengurangan tekanan dl ruang pd waktu tertentu;. Arti landai di atas, berdasarkan kata keterangan, kondisi tanah dan proses fisika. Semua makna ini ,dalam konteks penyebaran dan terpaparnya seseorang dengan SARS-COV2, penyebab corona virus generasi baru , dapat di ikutkan dengan makna kata itu.  

Sejak di umumkan pemerintah di awal maret lalu, statistik penderita terus mendaki. Fluktuatif tetapi cenderung naik. Selang enam bulan atau satu semester sudah terlihat mulai melandai , tetapi belum menurun. Kenapa tidak memakai kata menaik? Jikalau kita menggunakan kata menaik padanannya menurun .

Makna menurun menurut KBBI adalah berangsur angsur berkurang. Kata melandai sinonim kata menurun. Lalu kenapa tidak menggunakan kata menurun, padahal dalam konteks kesehatan juga punya arti sama, misalnya, kondisi kesehatannya mulai menurun. Namun, dari perspektif statistik, melandai dan menurun berbeda. Menurun menunjukkan bahwa angka angka itu belum konstan, dia bisa mendaki atau tiba tiba anjlok, perubahan itu tidak dapat diprediksi, sementara melandai butuh proses, karena banyak tergantung lingkungan strategis mana dia dapat dikendalikan.

Maksudnya, bila suatu angka tiba tiba naik, tidak serta merta turun drastis. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, terlebih dari sisi kesehatan. Di mana kondisi seseorang banyak tergantung fisik dan imunitas tubuh. Dalam beberapa sisi, kerja kerja virus itu bisa ditelusuri, ada masa inkubasi dalam rentang waktu, tetapi efektifitas virus bekerja dipengaruhi oleh imunitas dan kondisi fisik (terutama tekanan stress atau tingkat kecemasan)

Kendali diri

Protokol adalah aturan yang harus dilaksanakan secara disiplin dan penuh tanggung jawab, terlebih dari aspek kesehatan. Protokol Kesehatan adalah pedoman atau cara menerapkan agar terhindar dari paparan bakteri, virus ataupun penularan. Jadi, perpindahan suatu virus atau bakteri penyebab penyakit, intinya adalah proteksi diri. Lindungi diri dari kemungkinan terpapar. Seperti di sampaikan badan kesehatan dunia dan pemerintah: jaga jarak, gunakan masker, cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, pola makan (nutrisi) serta olah raga, merupakan cara melindungi diri.

Perlindungan diri itu dapat dilakukan dengan, pertama, disiplin menerapkan protokol itu, kedua, membatasi interaksi di ruang tertutup, ketiga durasi waktu berada di luar rumah tidak lebih dua hingga tiga jam, keempat, hindari sedapat mungkin ruang ruang yang diisi orang yang sedang dalam perawatan dan kelima, membatasi menggunakan transportasi umum.

Apapun itu dan bagaimana mengatur setiap aktifitas adalah metode kendali diri.

Kita tidak boleh lengah dengan angka angka yang sudah mulai menurun, sebab harus diingat angka angka itu tidaklah konstan dan statis. Dinamis. Bisa saja dalam kurun waktu tertentu bisa menaik, akibat kita sudah mulai lalai dengan protokol tadi.

Kampanye dan Unjuk Rasa

Mengapa ini kita jadikan bahan pembahasan tulisan ini, oleh banyak pakar kesehatan, mengatakan kerumunan dan mengabaikan jarak dan tanpa masker, potensi keterpaparan itu 70% di banding menggunakan pelindung wajah/masker, dan akan lebih tinggi lagi atau sekitar 85, jika berada dalam kerumunan itu didepan orang yang sedang berorasi. Baik dalam kampanye maupun untuk rasa. Kekhawatiran droplet menbersit. Dan, ahli epidemi menyatakan jika anda hanya menonton di balik layar televisi dan ponsel, maka di jamin 100% akan terhindar dan penularan, apatahlagi penyebaran. Selalulah berada di rumah jika tidak ada yang terlalu urgen untuk keluar

Sulawesi Selatan diapresiasi dunia

Propinsi Sulawesi Selatan, di bawah kepemimpinan Gubernur Nurdin Abdullah yang tidak pernah berhenti berinovasi dan berimprovisasi mengendalikan penyebaran virus serta upaya penanganan orang terpapar covid19 mendapatkan apresiasi, bukan hanya pemerintah pusat tetapi juga negara negara di dunia melalui WHO, badan kesehatan dunia. Dari penjelasan badan perserikatan bangsa bangsa urusan kesehatan ini, menyatakan bahwa Sulawesi Selatan merupakan pemerintah daerah yang telah menyusun suatu rencana dan pelaksanaan yang antisipatif dan komprehensif.

Ada tiga alasan mengapa Prof "Andalan" Nurdin Abdullah mendapatkan apresiasi, pertama, NA tidak "panik" menyikapi pandemi ini. Selalu rasional dalam bertindak. Karenanya, kepanikan hanya membuahkan kebijakan dan program yang tidak jelas juntrungannya, dan karena itu pemerintah propinsi menyusun kebijakan serta program yang terpola, kedua, wisata covid, hal yang tak pernah terpikirkan oleh orang tapi seorang NA justru berpandangan lain. Bahwa isolasi itu harus diciptakan dan disertai suasana yang enak, nyaman dan jaminan pemenuhan nutrisi. Lewat isolasi di hotel itu, membuat pasien tidak stress, ketiga, koordinasi pemerintah daerah di wilayah sulawesi selatan berjalan efektif efisien dan alokasi anggaran yang peruntukannya jelas, bukan berdasarkan besaran anggaran yang dialokasikan, dan terbukti bahwa tidak banyak laporan adanya penyalahgunaan anggaran sehingga tidak sampai sasaran.

Dengan sistem yang terbangun baik dalam upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan dampak corona virus disease ini, membutuhkan deskripsi melandai. Selalu diingatkan jangan lengah. Sebab persoalan kesehatan ini, bukanlah masalah sepele, tapi nyawa. Sekali lagi nyawa. Hargai nyawa kita.

Wallahu 'alam bisshawab