Profile

Oei Tiong Ham

Tempat Lahir : Semarang, Jawa Tengah


Description

Oei Tiong Ham (1866-1924) adalah seorang pengusaha asal Cina. Dia adalah putra Oei Tjie Sien, pendiri kongsi dagang multinasional Kian-Gwan. Ia lahir di Semarang, Jawa Tengah, ketika Indonesia masih dijajah. Ia adalah seorang pengusaha gula yang sukses dan merupakan orang terpandang di Semarang. Bahkan, Belanda pun segan dengannya. Nama Oei Tiong Ham mulai terkenal ketika ia mendirikan Oei Tiong Ham Concern (OTHC) yang nantinya akan menjadi perusahaan terbesar di Hindia Belanda pada masa kolonial dan periode awal kemerdekaan Indonesia. OTHC sendiri merupakan pengembangan dari kongsi dagang Kian Gwan milik ayahnya. Pada tahun 1890, Oei Tiong Ham mengambil alih operasi Kian Gwan dan mengembangkan usahanya hingga mampu mencakupi perdagangan karet, kapuk, gambir, tapioka dan kopi. Selain itu, perusahaannya juga menangani pegadaian, layanan pos, penebangan dan perdagangan opium terbesar di kawasan Asia Tenggara. Di mata teman sejawatnya, Oei Tiong Ham merupakan orang Tionghoa pertama yang sangat ketat dalam menjalankan bisnisnya. Semua kegiatan bisnis Oai Tiong Ham selalu diawali dengan kontrak tertulis yagn sangat mengikat. Hal inilah yang membuatnya tidak populer di antara kalangan Tionghoa. Tapi, keteguhan hatinya untuk tetap menjalankan sistem kontrak tersebut akhirnya berbuah hasil. Ketika peminjam dana yang rata-rata adalah pabrik-pabrik gula di Jawa mengalami krisis pada tahun 1880-an, ia dengan mudah mengakuisisi pabrik-pabrik yang tidak mampu membayar hutang kepadanya tersebut. Dari sinilah ia kemudian menjadi raja pabrik gula dengan memiliki lima pabrik sekaligus. Dalam sepuluh tahun, bisnis Oei Tiong Han melalui OHTC tumbuh dengan sangat cepat, bahkan pendapatannya mampu mengalahkan perusahaan-perusahaan besar pemerintah kolonial Belanda. Ia pun kemudian mampu membuka cabang di London dan Singapura. Pada tahun 1920, Oei Tiong Ham pergi meninggalkan Semarang yang saat itu sedang bergejolak karena situasi politik di Indonesia yang sedang tidak menentu. Ia dan keluarganya kemudian pergi dan menetap di Singapura hingga akhir hayatnya.