Theresia Dewi Tantular adalah salah satu petinggi PT Bank Century, ketika bank ini masih dikendalikan oleh trio bankir bermasalah, Robert Tantular, Hesham al Warraq dan Rafat Ali Rizvi. Dewi adalah saudari kandung Robert dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Surat Berharga Century. Bahkan, dia sudah bergabung dengan Century, sejak masih bernama CIC pada 1994. Setelah merger menjadi Bank Century pada 2004, Robert memang tidak boleh menjadi pengurus lagi di Century, kendati dia tetap menjadi pengendali di belakang layar. Namun, Dewi tetap memegang jabatan yang sama. Alumnus Bachelor of Arts untuk bidang Economic dari Carleton University, Ottawa - Kanada, mempunyai pengaruh dan wewenang besar di Century. Kasus ini bermula ketika Dewi Tantular melunasi utangnya ke Bank Century senilai US$18 juta dengan menggunakan dana milik Boedi Sampoerna, nasabah terbesar perseroan. Pada 29 Mei 2009, dana tersebut dikembalikan kepada Boedi Sampoerna dengan menerbitkan deposito atas nama PT LSB milik Boedi, di Bank Century senilai US$18 juta. Namun ternyata dana tersebut bukan dikembalikan oleh Dewi, melainkan dibebankan kepada keuangan Bank Century, yang akhirnya menambah beban penyertaan modal sementara yang dikucurkan LPS. Setelah ditalangi dan diambil alih oleh LPS, Bank Mutiara kemudian menggugat Dewi Tantular untuk mengembalikan dana tersebut. Gugatan tersebut dimenangkan Bank Mutiara yang menyatakan Dewi harus mengganti rugi senilai US$18 juta. Dia bersama Robert bersekongkol menarik dana Century sebesar US$ 18 juta tersebut. Dewi kini menjadi salah satu buronan kepolisian terkait penggelapan dana bank yang sekarang menjadi milik negara itu. Dewi sekarang telah kabur ke luar negeri, bersama Anton Tantular yang juga menjadi buronan dalam kasus penggelapan dana investasi PT Antaboga Delta Sekuritas.