Profile

Daryatmo


Description

Dilahirkan di Wonogiri, 10 April 1955. Setelah lulus SMA Muhammadiyah I Solo jurusan IPA, Daryatmo melanjutkan pendidikan Akabri Bagian Udara, di Yogyakarta. Sejak mengikuti pendidikan di Akabri Udara ini, ia sudah bercita-cita ingin menjadi penerbang helikopter. Sangat sederhana alasannya, biar bisa memberi pertolongan kepada siapapun yang mengalami musibah dan bencana. Tak ayal, setelah mengikuti pendidikan di Sekolah Penerbang, dia ditempatkan di Skadron Udara 8, Lanud Atang Senjaya, Bogor. Di tempat inilah Daryatmo diasah kemampuan dan nalurinya sebagai penerbang helikopter yang salah satu tugasnya adalah memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan baik masa damai maupun perang serta musibah bencana. Barangkali itu yang menjadi pertimbangan Pimpinan TNI mempromosikan Daryatmo sebagai Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), dengan pangkat bintang tiga Marsekal Madya TNI, pada tahun 2011. Insiden jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100 di Gunung Salak, Bogor yang terjadi pada 9 Mei 2012 ini membuat Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Daryatmo bersemangat untuk mencari korban hingga ke dasar jurang Gunung Salak. Medan yang tidak bersahabat itu tidak menyurutkan semangat Tim SAR mencari korban insiden Sukhoi. Meskipun dalam ketentuan evakuasi, pencarian korban dapat dihentikan jika telah berlangsung selama tujuh hari, namun Marsdya TNI Daryatmo tetap melakukan pencarian. Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.IP menjabat sebagai Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) sejak Juli 2011 yang membawahi 2(dua) deputi yaitu Deputi Bidang Operasi dan Bidang Potensi serta Sekretaris Utama. Deputi Bidang Operasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasi SAR sedangkan Deputi Bidang Potensi bertanggung jawab dalam pembinaan potensi SAR baik Sumber Daya Manusia maupun fasilitas SAR. Deputi Bidang Operasi terdiri dari : Direktorat Operasi dan Direktorat Komunikasi. Deputi Bidang Potensi terdiri dari : Direktorat Sarana dan Prasarana serta Direktorat Pendidikan dan Pelatihan serta Pemasyarakatan SAR. Sebagai penerbang, di mana setiap ada operasi militer di situ helikopter dilibatkan, maka di situ Daryatmo ada, sebut saja Operasi Seroja di Timor Timur, Operasi Tumpas di Irian Jaya dan operasi-operasi lainnya, tidak mungkin disebutkan satu persatu. Tugas latihan yang berkesan, menurut dia adalah tugas sebagai Direktur Latihan Angkasa Yudha yang merupakan latihan puncak TNI Angkatan Udara dan Direktur Latihan Gabungan TNI yang merupakan latihan puncak kesiapsiagaan TNI. Tentu, sebagai perwira TNI banyak juga penugasan ke luar negeri, semisal latihan bersama dengan negara lain dan tugas-tugas khusus seperti halnya mengawal misi penerbangan Presiden ke luar negeri sebagai Flight Security Officer. Pernah juga hadir di pertemuan para Panglima militer se Asia Pasifik di Australia mewakili Panglima TNI yang berhalangan hadir. Sebagai seorang perwira tinggi TNI AU, sebelum ditempatkan sebagai Kabasarnas, ia memegang jabatan penting, antara lain, Kepala Dinas Penerangan, Kepala Dinas Adminitrasi Personil, Komandan Komando Pendidikan yang semuanya ini di lingkungan TNI AU. Sempat pula diberi tugas sebagai Asisten Personil Panglima TNI. Setelah dianggap sukses dalam memimpin berbagai operasi SAR dalam kecelakaan transportasi dan musibah bencana alam, yang bersangkutan ditarik lagi ke Mabes TNI menjadi Kepala Staf Umum TNI, sebelum akhirnya dia pensiun pada tahun 2013.