Foto/Humas Pemkot Bogor  

nusakini.com - Sebanyak 157 peserta perwakilan dari wilayah yang ada di enam kecamatan Se-Kota Bogor  mengikuti Workshop Bogorku 2 Bersih Tingkat RT di Gedung Graha Pena Radar Bogor, jalan KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh, Yasmin Kota Bogor, Sabtu (10/06/2017) lalu.

Acara workshop yang dimoderatori pegiat lingkungan Gatut Sutanta dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Ellia Buntang, Guntur Santoso, Guru Besar IPB Prof. Hadi Susilo Arifin dan Ir. Kamir R. Brata selaku penemu teknologi lubang biopori.

Dihadapan para peserta dan semua yang hadir Bima menyampaikan bahwa kegiatan workshop ini secara tidak langsung sebagai sosialisasi dan pembekalan awal bagi para peserta dalam mempersiapkan wilayahnya menghadapi lomba Bogorku Bersih yang memasuki tahun kedua.

"Alhamdulillah sekarang sudah masuk tahun kedua. Apa yang Kota Bogor lakukan merupakan apa yang pernah dilakukan Kota Surabaya. Dulu Kota Surabaya dikenal kota yang panas dan gersang, dengan leadership yang kuat  didukung semua dinas dan masyarakatnya ikut bergerak, akhirnya terbangunlah kultur  masyarakatnya. Hal ini dilakukan Ibu Risma sejak menjadi kepala dinas Kebersihan dan Pertamanan, saya putuskan untuk mencontek. Istilahnya kerennya A.T.M (Amati, Tiru, Modifikasi). Alhamdulillah ide itu kita jalani di Kota Bogor dan kita modifikasi,” kata Bima.

Leadership yang dimaksud lanjut Bima tidak hanya diatas tapi disemua tingkatan, sedangkan modifikasi yang dimaksud Bima dalam banyak hal seperti kategori, penilaian dan yang lainnya. Satu hal yang tidak dimiliki Kota Surabaya lanjut Bima adalah lubang biopori, ini adalah ciri khas Kota Bogor.

Bima menyadari apa yang telah dijalankan di Kota Bogor masih memerlukan evaluasi dan perbaikan agar menjadi lebih baik, satu hal yang membuat dirinya bersyukur adalah melihat dan merasakan semangat warga Kota Bogor yang luar biasa.

“Memang motivasi dan orientasinya berbeda-beda, tetapi apapun itu sah-sah saja. Yang utama adalah manfaat dan kemashlahatan untuk semua. Sekali lagi saya tegaskan kuncinya adalah leadership baik diatas maupun tingkat lokal, harus ada penggerak-penggerak yang bekerja secara tulus dan ikhlas,” pungkas Bima. (p/mr)