Tantangan untuk LIPI dari Kebun Raya Bedugul

By Admin

nusakini.com--Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur mendorong agar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menjadi leader. Hal itu bisa terealisasi kalau lembaga ini selalu hadir di depan dalam pengembangan dan penelitian. "Semua hal yang baru, harus lahir dari LIPI," tegas Asman saat melakukan kunjungan ke Kebun Raya Eka Karya Bali, atau yang sering dikenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul, Jumat (23/2). 

Kunjungan ini diawali dengan jogging sebagaimana kebiasaan pria kelahiran Padang Pariaman, 2 Februari 1961 ini. Udara sejuk di kebun raya pertama yang dibangun oleh orang Indonesia ini, sangat cocok untuk olah raga pagi. Bahkan di siang hari sekalipun, kebun raya yang berada di ketinggian 1.240 meter dari permukaan laut ini selalu berhawa dingin dan berkabut. 

Ditambahkan lagi dengan banyaknya bibit tanaman yang bisa menjadi oleh-oleh bagi para pengunjung, sehingga membuat kawasan ini sebagai salah satu tujuan wisata alam di Pulau Dewata. "Bayangkan setiap orang yang ke sini bawa oleh-oleh pohon. Negara kita semakin hijau, semakin subur," sergah Asman sambil menikmati sejuknya udara Bedugul. 

Saat berjalan-jalan di area kebun raya, ditemani oleh Plt. Kepala LIPI Bambang Subiyanto, Menteri Asman mengungkapkan kekagumannya pada sumber daya yang ada di kebun raya ini. "Luar biasa kebun raya ini. Harus dikelola dengan baik, agar hasilnya lebih baik lagi," ujar Menteri Asman keada Bambang saat berkeliling di kebun raya yang dibangun sekitar tahun 1959 itu. 

Bahkan, mantan Wakil Walikota Batam ini menantang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) selaku pengelola kebun raya agar selalu bisa melahirkan hal baru, terutama dalam bidang pembibitan tanaman. Menteri menginginkan LIPI menghasilkan sesuatu untuk negara melalui pengelolaan kebun raya ini. 

Apalagi, kebun raya seluas 157,5 hektare itu memiliki potensi wisata dan pengembangan ilmu pengetahuan yang besar. "Harus memiliki jiwa entrepreneurship. Enterpreneur itu orang yang tidak mau segala sesuatunya habis secara mubazir," jelasnya di hadapan pegawai LIPI. 

Dengan pegawai 200 orang, Kebun Raya Bali bisa menghasilkan bibit yang lebih banyak dan berkualitas. Ukurannya bukan lagi serapan, namun apa yang bisa dihasilkan dari anggaran yang diberikan negara kepada LIPI. "Kita sebut korporasi birokrasi. Harus berpikir bagaimana menghasilkan sesuatu dari dana yang kita peroleh," terangnya. 

Menteri Asman juga mengatakan, kedepan struktur organisasi LIPI akan dibuat lebih fleksibel agar bisa menjadi model pengelolaan yang produktif. "Kita akan bangun organisasi yang tidak mengikat kita untuk bergerak," imbuhnya. 

Dalam kunjungan itu, Menteri Asman didampingi oleh Sekretaris Kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji, Deputi bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Rini Widyantini, Staf Ahli bidang Komunikasi Indra Gobel, Staf Khusus bidang Politik Noviantika Nasution, serta pejabat di lingkungan kementerian PANRB lainnya. 

Kunjungan itu ditandai dengan penanaman pohon secara simbolis di area kebun raya. Menteri Asman menanam pohon Maja Gau, yang memiliki nama ilmiah Dysoxylum gaudichaudianum. Pohon ini biasa menjadi salah satu bahan membuat asap dalam ibadah atau ritual agama Hindu. 

Sedangkan Dwi Wahyu Atmaji menanam pohon Damar, yang memiliki nama latin ilmiah Agathis Dammara (Lamb.) Rich. Sementara Rini Widyantini menanam pohon Kesek, yang bahasa ilmiahnya disebut Dodonaea Viscosa. (p/ab)