#SOS: Gojek Traveloka Liga 1 2018, Kompetisi Kerja Rodi

By Admin

nusakini.com--PT Liga Indonesia Baru (LIB) resmi mengumumkan Gojek Traveloka Liga 1 2018 akan kick off pada Jumat, 23 Maret 2018 dengan laga kampiun liga 1 Bhayangkara FC melawan juara Piala Presiden 2018 Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Sayangnya, sampai detik ini jadwal resmi keseluruhan kompetisi belum dirilis. Masih tebak-tebak buah manggis. PT LIB baru memastikan kick off dan estimasi kompetisi selesai pada 2 Desember 2018. Bahkan bisa molor sampai pertengahan atau akhir Desember. 

Padatnya agenda pada 2018 mulai dari Pilkada serentak di 171 daerah, Ramadhan, Hari Raya Idhul Fitri, sembilan agenda timnas sampai Piala Indonesia memungkinkan kompetisi bisa molor. Piala Indonesia akan digelar April sampai awal tahun 2019 melibatkan 128 klub dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Liga 2 dimulai April-November melibatkan 24 klub.

Menilik jadwal, Liga 1 sudah bentrokan jadwal dengan Piala AFF 2018 yang dimulai pada 2 November - 15 Desember 2018. Pada durasi itu Liga 1 masuk fase klimaks, sementara timnas yang memancang target juara Piala AFF harus fokus dan mempersiapkan diri. Conflict of Interest dan friksi sangat mungkin terjadi. Salah antisipasi akan berantakan semuanya.

Kompetisi Kerja Rodi. Inilah yang akan terjadi di 2018. Liga 1 yang idealnya 34 pekan akan dipadatkan menjadi 25 pekan. Artinya sepekan akan ada tiga laga beruntun. Bayangkan, geografis Indonesia yang luas dari Medan sampai Serui! Kelelahan akan menghantui para pemain. Rawan cedera, dehidrasi, bahkan sakit kuning bila tak pandai mengantisipasi.

"Ini kegagalan PSSI dan LIB dalam mengelola manajemen jadwal. KURAP (Kurang Antisipasi) KUTIL (Kurang Teliti) dan KUDIS (Kurang Disiplin). Jadwal padat, pemain kerja rodi. Timnas tinggal ampas. Harusnya semua ini sudah diantisipasi sejak tahun lalu dalam penyusunan jadwal. Bentrok kepentingan kompetisi dan timnas Asian Games dan AFF sangat rawan terjadi dan pastinya merugikan Sepakbola Indonesia," kata Akmal Marhali, Koordinator #SOS #SaveOurSoccer. (rilis/ab)