Sembilan Pesan Staf Khusus Menag pada Raker TanaToraja

By Admin

nusakini.com--Lima Kabupatan di Provinsi Sulawesi Selatan menggelar rapat kerja tahun 2018 di Kab. Tanah Toraja. Raker diikuti para Kepala Kankemenag, pejabat Eselon IV, serta para kepala madrasah dan kepala KU dari Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Jeneponto, dan Kota Makassar. 

Hadir sebagai narasumber, Staf khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi dan Informasi Hadi Rahman mengingatkan para peserta agar istiqamah tetap semangat dan bekerja sesuai regulasi. Hadi mengingatkan pentingnya mengimplementasikan agenda dan program kerja yang telah dirumuskan bersama dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama 2018, salah satunya terkait realisasiPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 

“PTSP harus dioperasionalkan dengan baik sebagai bentuk aplikasi dari misi gagasan pelayanan prima di Kemenag,” terangnya di Tator, Sabtu (21/04). Tampak hadir juga Kakanwil Kemenag Sulsel Abd. Wahid Thahir serta Kabag Humas Biro Humas, Data, dan Informasi Rosidin. 

“Era digital telah melahirkan umat digital (generasi milenial). Ini menjadi tantangan baru ASN Kemenag untuk mencarikan solusi dan layanan terbaik bagi generasi seperti ini,” sambungnya. 

Sejalan dengan itu, Hadi Rahman menyampaikan sembilan pesan sebagai berikut: 

1. Asah dan tingkatkan sense of crisis (kepedulian terhadap situasi dan kondisi yang berpotensi menumbuhkan bibit-bibit konflik)

2. Tingkatkan kemampuan membaca kebutuhan public. Hal ini perlu dijabarkan dalam rumusan dan program kerja

3. Aparatur Kemenag harus bisa menjadi teladan dalam penguatan nilai integritas. Ini harus dimulai dari pimpinan

4. Aparatur Kemenag harus melek IT dan media 

5. Aparatur Kemenag harus menjadi humas yang baik bagi institusinya masing masing.

6. Aparatur Kemenag harus memahami generasi millenial.

7. Aparatur Kemenag harus taat azas agar tidak salah langkah 

8. Aparatur Kemenag harus menjadi sinergi dengan stakeholder, internal maupun eksternal

9. Jaga kesetiaan dengan NKRI. Bingkai nilai-nilai keindonesiaan dengan nilai-nilai lokalitas yang penuh kebijakan dan kemanusiaan sebagai filter dari penetrasi budaya luar. (p/ab)