Pertanian on the Right Track, Ekspor Naik, Impor Turun

By Admin


nusakini.com - Jakarta (27/2/2018), Menanggàpi adanya beberapa komentar terkait arah pembangunan pertanian yang perlu dibenahi, Dr Ana Astrid Kepala Bidang pada Pusat Data Informasi Kementerian Pertanian, mengatakan "saat ini pembangunan pertanian sudah on the right track menuju kedaulatan pangan, ekspornya semakin meningkat dan impor turun”.

Lebih lanjut Ana mengatakan, “Peningkatan anggaran APBN 2014-2017 sebesar Rp 6,9 triliun telah dimanfaatkan secara fokus dan optimal, sehingga produksi padi 2014-2017 naik sebesar 10,5 juta ton GKG setara Rp Rp 42 triliun. Naiknya produksi padi ini mampu mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia yang bertambah sejak 2014-2018 sebanyak 12,8 juta jiwa, buktinya 2016-2017 tidak impor beras umum”.

“Produksi 43 komoditas mengalami peningkatan, mencapai Rp 352 triliun, ini kan turut mensejahterakan perani”, tegas Ana. Peningkatan produksi ini menciptakan nilai tambah output tercermin dari tumbuhnya PDB pertanian setiap tahunnya dan tingkat kemiskinan di pedesaan menurun”, jelasnya.

“Program membangun infrastuktur lahan dan air irigasi secara besar-besaran, cetak sawah dan optimasi lahan, juga mekanisasi dan bantuan benih sehingga petani mampu menerapkan penggunaan benih unggul dan efisien dalam berproduksi. Petani dimuliakan dengan program asuransi usahatani, kebijakan harga bawah dan Bulog menyerap hasilnya, program kemitraan petani jagung dengan GPMT serta program pemberdayaan lainnya, sehingga melindungi dan mensejahterakan petani” jelasnya.

Jadi program saat ini sudah on the right track menuju kedaulatan pangan. Empat komoditas sudah diselesaikan pada 2015-2107 yaitu padi, jagung, cabai dan bawang merah. Secara bertahap ke depan diselesaikan gula, bawang merah, kedelai, daging, pentahapan secara terukur sesuai roadmap terwujunya lumbung pangan dunia 2045” ungkapnya.

“Selama tiga tahun membangun telah berhasil mengerem impor padi umum, jagung pakan ternak, cabai segar dan bawang merah. Bahkan pada 2017 telah ekspor beras khusus sekitar 4 ribu ton, bawang merah 7.700 ton dan jagung ke beberapa negara”, paparnya.

“Nilai ekspor pertanian 2017 sebesar USD 33,1 miliar naik 24 persen dibandingkan ekspor 2016 sebesar USD 26,7 miliar. Demikian pula impornya semakin menurun. Alhasil kinerja 2017 ini diperoleh surplus USD 15,9 miliar atau naik 45,8 persen dibandingkan tahun 2016 surplus USD 10,9 miliar”, jelasnya.

“Saran saya sih, pelajari dulu data data. Komentar didukung dengan analisis data yang tepat, sehingga tidak bias dan membingungkan publik. Kami siap untuk diskusi membahas data data ini”, pungkasnya. (pr/eg)