Pengusaha Mesir dan Yogya Jalin Kontak dan Kesepakatan Bisnis

By Admin

nusakini.com--Seusai menyaksikan Pameran Inacraft 2017 di Jakarta pada 26-30 April 2017, bertema “Magnificence of Yogyakarta”, 6 pengusaha Mesir melanjutkan perjalanannya ke Yogyakarta. 

Mereka adalah Samy Mohamed Fathy dan istri (pengusaha kerajinan tangan), Ibrahim Mohamed Abdelhamed Ali (pengusaha pakaian), DR. Yaman El Istwani (pengusaha sabun), Samr Ali Abdelhakeem Abdelghany (Pengusaha kerajinan dari kulit) dan Ashraf Moustafa El Sayed Aref Salama (pengusaha lampu hias). 

Acara kunjungan keenam pengusaha Mesir tersebut difasilitasi oleh Direktorat Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan KBRI Cairo dan Dinas Perindustrian dan Dagang (Disperindag) Provinsi D.I. Yogyakarta. 

“Kita manfaatkan keikutsertaan mereka ke pameran Incraft 2017 dan kunjungan ke Yogyakarta untuk dipertemukan dengan mitranya di Yogyakarta serta guna memperlihatkan secara langsung potensi ekonomi Yogyakarta, terutama industri kerajinan,“ jelas Safaat Ghofur, Kasubdit di Direktorat Timur Tengah, Kemlu yang menangani hubungan bilateral RI-Mesir. 

Mengawali kegiatan di Yogya, keenam pengusaha telah mengikuti acara business matching pada Senin (1/5) bertempat di kantor Disperindag. Dalam acara tersebut, mereka telah dipertemukan dengan sekitar 30 pengusaha kerajinan Yogyakarta yang tergabung dalam organisasi Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). 

Dalam sambutannya, sebelum membuka secara resmi acara business matching, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Yogyakarta, Ibu Rahayu Sri Lestari menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik dan merasa senang dengan kunjungan para pengusaha dari Mesir. 

“Sektor kerajinan tangan menjadi salah satu sektor utama industri Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta, dimana kami memiliki sekitar 90 ribu UKM di sektor industri kerajinan. Selama ini, produk-produk kerajinan Jogja sudah diekspor ke berbagai negara, termasuk ke Mesir, meskipun angkanya masih sangat kecil, “Rahayu. 

Karenanya, Rahayu berharap, setelah kunjungan ini akan ada kesepakatan antar pengusaha Mesir dan Yogyakarta untuk memasarkan berbagai produk kerajinan, langsung dari Yogyakarta ke Mesir tanpa melalui kota lain seperti Bali atau Semarang. 

Sebagai hasil dari kegiatan business matching, salah satu pengusaha Mesir, yaitu Ashrof Moustafa tertarik untuk mengimpor produk dekorasi dinding dari hasil olahan limbah kayu yang diproduksi oleh woodeco. Sementara Samr Ali tertarik dengang produk kerajinan tangan yang berbahan kulit. 

Pengusaha lainnya, Samy Mohamed Fathy yang sudah berbisnis dengan Indonesia sejak 2004 namun baru pertama kali mengunjungi Yogyakarta mengaku senang dapat berkunjung langsung, karena selama ini telah banyak mengimpor produk kerajinan Yogyakarta, namun melalui Bali. Ke depannya, dia berencana untuk membeli langsung produk kerajinan yang diminatinya dari Yogya dan berharap mendapatkan harga yang lebih murah. 

Di akhir acara, Ibrahim Mohamed, anggota delegasi pengusaha Mesir lainnya mengaku senang dapat mengunjungi dan mengikuti acara business matching. Dia mengakui bahwa pengrajin Indonesia sangat kreatif, karena mampu memanfaatkan semua bahan yang ada termasuk limbah menjadi produk yang dapat dijual.

Atas nama rekan-rekannya, Ibrahim berterima kasih kepada KBRI Cairo dan Kementerian Luar Negeri RI serta Pemerintah Provinsi Yogya yang telah menfasilitasi mereka untuk bertemu langsung dengan pengusaha Yogyakarta. (p/ab)