nusakini.com--Realisasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan selain mendukung pencapaian proyek 35.000 MW, juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Lahendong Unit 5 & 6, dan PLTP Ulubelu Unit 3 di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa,  Selasa (27/2). 

“Setiap bicara soal pembangunan dan investasi pembangkit listrik baru, kita hanya bicara bagaimana target 35.000 MW terpenuhi. Padahal di sini juga terkait soal penyerapan tenaga kerja,” kata Presiden. 

Lebih lanjut Presiden menuturkan, setidaknya sekitar 2.750 orang tenaga kerja lokal dapat mendapatkan pekerjaan di dua pembangkit listrik tersebut. 

”Dan ujungnya yang dapat manfaat dari proyek semacam PLTP Lahendong dan Ulubelu adalah orang Indonesia sendiri. Jadi banyak pekerjaan untuk orang lokal, pemahaman teknologi kita jadi bertambah,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga sempat menyinggung isu maraknya tenaga kerja asing yang ditengarai membanjiri Tanah Air. Menurutnya, dengan penyerapan tenaga kerja lokal di dua PLTP tersebut menjadi bukti nyata bahwa pada akhirnya yang diuntungkan adalah Indonesia sendiri. 

”Jangan ada yang percaya dan sebar fitnah soal tenaga kerja dan investasi yang dibilang sebagai ancaman. Kita lihat di Lahendong, Tenaga Kerja Asing itu hanya datang sebentar di awal-awal, tinggal sebentar bantu kita siap-siap, lalu ada transfer pengetahuan, transfer teknologi ke orang-orang kita,” terang Presiden. 

Adapun PLTP Lahendong Unit 5 & 6 diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 20.000 rumah di Sulawesi Utara terpenuhi. Sedangkan PLTP Ulubelu Unit 3, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Lampung. 

Tiga proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT Pertamina (Persero) yang diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini bernilai US$532,07 atau Rp 6,18 triliun. 

Seusai peresmian ditemui oleh para wartawan, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa potensi PLTP di Indonesia mencapai 29.000 MW, namun yang saat ini telah direalisasikan baru 5 persen. 

“Oleh sebab itu potensi sisanya 95% perlu dikerjakan karena ada potensi yang sangat besar sekali dan target kita 7.500 MW sampai tahun 2025 ,” ujar Presiden.(p/ab)