Panen di Lembor NTT Produksi Per Hektar 7.2 ton

By Admin


nusakini.com - Manggarai Barat-. Kelompok Tani Tulus Karya yang berada di Desa Wae Mose, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur mampu menghasilkan 1.822 ton Gabah Kering Panen (GKP). Hal ini dibuktikan pada saat kunjungan Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian, Ani Andayani beserta rombongan, sekaligus melakukan panen bersama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Manggarai Barat, Anggalinus Gapul, didampingi Danramil Lembor, Babinsa, Penyuluh, perwakilan dari Bulog Sub Divre Manggarai dan sejumlah Petani. (18/1).

Tingkat provitas yang cukup tinggi dan ini menyamai provitas di Pulau Jawa yaitu 7,2 ton per hektar didapat dari varietas Ciherang dan IR 36 yang menjadi pilihan petani di Manggarai Barat, bahkan di desa tetangga yaitu desa Poco Rutang, Kecamatan Lembor provitasnua dibeberapa lokasi mencapai 9,2 ton per hektar atau rata-rata di Kecamatan Lembor sebesar 7,8 ton per hektar.

Ani Andayani dalam kesempatan tersebut mengatakan :

Upaya Upsus swasembada pangan yang selama ini ditujukan untuk ketahanan pangan dan pada gilirannya menuju kedaulatan pangan, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada para petani NTT yang telah kerja keras dan terus berupaya memperbaiki produksi dan produktivitasnya sehingga menyamai padi di Jawa.

Koordinàtor penyuluh Pius mencatat bahwa di Kecamatan Lembor Selatan ada lahan sawah irigasi teknis yg sudah IP 200 dan 300 karena ketersediaan air yg sudah lebih baik dari sebelumnya meskipun masih ada yang mengandalkan tadah hujan.

Sementara itu Anggalinus Gapul melihat keberhasilan ini sebagai bentuk komitmen dan disiplinnya petani serta terjalinnya sinergi dengan TNI-AD “Yang pertama kita punya kesepakatan ditingkat petani, dalam upaya penerapan teknis budidaya, jadi ada kesepakatan dikelompok terkait benih yang akan digunakan, kapan ditanam, demikian juga untuk penyiapan saprodi dalam hal ini pupuk, kemudian mereka harus disiplin waktu kapan olah lahan, kapan beri pupuk, kapan penyiangan, kapan untuk pengendalian hama pemyakit, karena ini selalu didampingi teman2 penyuluh dan Babinsa dilapangan. Jadi penerapan teknologi itu ditentukan oleh disiplin sipelaku itu sendiri yaitu petani. Saya sering mengingatkan ke mereka, untuk mencintai pekerjaan sama halnya mencintai anak sendiri”, saya pikir untuk membangun sisitem pertanian melalui Upsus ini bagus, dimana ada dukungan kerjasama dengan TNI-AD merupakan hal yang positif. Karena langkah kita dengan sendirinya harus mengikuti langkah TNI yang disiplin dengan waktu artinya waktu bagi semua itu memiliki nilai”. Kata Dia. 

Tingginya produksi padi GKP yang mencapai 7,2 ton per hektar menjadikan Kabupaten Manggarai mampu berswasembada bahkan surplus padinya bisa dikirim keluar daerah yang antara lain ke Manggarai, Sumba Timur dan lainnya.

Kepala Desa Wae 

Mose, Karolus Matung (42) mengatakan, “untuk Wae Mose saat ini kami panen 3 kali dalam setahun, pangan untuk kami tidak menjadi persoalan karena kami mampu mencukupi kebutuhan kami”. Tegas dia.

Saat ini panen Januari untuk lahan seluas 253 ha dengan produksi 1.821 ton dengan produktifitas hasil ubinan mencapai 7,2 ton per hektar, di Februari akan dipanen seluas 499 Ha dengan estimasi produksi sebesar 3.592,8 ton , dan Maret 1.290 ha dengan estimasi produksi mencapai 6.708 ton, karena pengalaman produktivitas di bulan maret 2017 sedikit lebih tinggi yaitu mencapai 8 ton per hektar.

Anggalinus Gapul selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan dan hortikultura Kabuoaten manggarai barat, dalam upaya mempertahankan swasembada pangan, terus menjalin sinergi antar pihak di lapangan dalam menjaga stabilnya produksi dan produktivitas padi di kabupaten Manggarai Barat "ada kawasan sawah Lembor seluas 5.000 ha lebih berhimpit dilakukan sosialisasi regulasi terkaitnya agar tidak ada alih fungsi lahan dan berarti ketersediaan pasokan padi dari Manggarai Barat bisa terjaga baik pula". Pungkasnya. (pr/eg)