Makna Hari Kartini Bagi Direktur Wilayah Lembaga Pembinaan Pengembangan Keluarga Sakinah (LPPKS) DPW BKPRMI Sulawesi Selatan

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Makassar--Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April ternyata memberi makna tersendiri bagi para perempuan tanah air. Bukan hanya sekadar mengenakan kebaya atau diperingati secara seremonial saja melainkan, sejumlah perempuan memaknainya sebagai ajang untuk membangkitkan semangat emansipasi.

Hal ini dilakukan karena tidak bisa lepas dari sosok Raden Ajeng Kartini yang telah menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan bangsa Indonesia, khususnya untuk kaum perempuan.

Direktur Wilayah Lembaga Pembinaan Pengembangan Keluarga Sakinah (LPPKS) DPW BKPRMI Sulawesi Selatan, Murniati, S.A mengatakan hari Kartini adalah satu moment sejarah memperingati bagaimana semangat perjuangan yang dipersembahkan RA Kartini pada zamannya.

“Pada saat itu RA Kartini dan hampir semua wanita pada umumnya terkekang partisipasi sosialnya sehingga berani memberontak yang dimulai dari banyak menulis surat surat dalam bentuk buku harian,” ujar Ketua FORHATI Kabupaten Gowa ini.

Menurutnya yang riil dilakukan adalah mendirikan sekolah wanita yang khusus memberikan keterampilan kepada wanita pada zamannya dan bagaimana wanita menuntut hak politik dan sosialnya.

“Tentu wanita pada kondisi RA Kartini dipersandingkan dengan masa sekarang sudah jauh berbeda,” terangnya.

Kata jebolan Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Makassar (UIN) bahwa kondisi sekarang semua berada pada wanitanya. Regulasi sebagai legetimasi pergerakan wanita sudah diakomodir dalam negara dengan konsep persamaan hak (gender) antara laki-laki dan perempuan pada semua segmen kehidupan.

“Sebagai contoh sekarang adalah moment politik, regulasi perpolitikan sudah mengafirmasi aksi (affirmatibe action) 30 persrn perempuan terlibat dalam politik,” tuturnya.

Masih kata Ketua Muslimat Bulan Bintang Sulawesi Selatan ini bahwa parpol terancam tidak menjadi peserta pemilu 2019 ini kalau tidak mengakomodir 30 persen keterwakilan caleg perempuan. Oleh karena itu, sebagai wanita jangan mau terbelakang dari laki-laki.

“Alqur'an pun menyampaikan ke kita bahwa laki-laku dan perempuan sama posisinya dalam kapasitas kemanusiaannya di bumi. Yang membedakan hanya Ketaqwaannya. Makanya diperintahkan untuk Fastabiqul Khairaat,” urai pengurus IPEMI Sulsel ini.

Ia pun berpesan agar memanfaatkan moment RA Kartini ini, agar wanita harus tetap kuat. Melahirkan dan membina generasi pelanjut masa depan bangsa yang lebih baik.(R/Rajendra)