Kementan Wujudkan Kawasan di Lebak Banten Sentra Penghasil Jagung

By Admin


nusakini.com - Banten - Ratusan petani hadir dalam rangka mensukseskan pilot project pengembangan kawasan jagung berbasis kelembagaan tani, ditandai gerakan tanam bersama penanaman jagung, Kegiatan ini dilaksanakan di empat desa dengan total luas tanam 1000 hektar. Di desa Tanjungsari Indah adalah Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten Rabu, (31/10/2018).

Kawasan ini terdiri dari empat desa itu, Desa Bulakan 600 hektar yang dilakukan oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH Giri Mukti dan Poktan Mekar Jaya, Desa Gunung Kendeng 65 hektar LMDH Wanatani Gerlap, Desa Tanjungsari Indah 65 hektar LMDH Wana Mekar Sari, dan Desa Kramatjaya 135 hektar LMDH Mukti Jaya.

Sekitar 300 orang hadir dalam acara ini, terdiri dari perwakilan Ditjen Tanaman Pangan, Biro Perencanaan Sekjen, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMMP), Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Perum Perhutani KPH Banten, BPTP Banten, BPTPH Banten, BPSBTP Banten, 

Nampak hadir Dandim 0603 Lebak, Danramil Gunung Kencana, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, BPS Banten, Dinas PU dan Penataan Ruang Banten, BPMD Banten, Dewan Jagung Nasional (DJN), LMDH, bank, dan perusahaan di bidang pertanian.

Direktur Serealia, Ditjen TP, Bambang Sugiharto menjelaskan, Kegiatan pilot project dilaksanakan selama 2 tahun, yaitu 2018-2019. Dukungan kegiatan ini meliputi kegiatan secara terpadu dari subsistem hulu, onfarm, hilir, penunjang “dukungan pemerintah komplit meliputi benih, pupuk, alsintan, akses pasar, infrastruktur, dan memperkuat kelembagaan petani’, jelas Bambang

"Kunci keberhasilan program ini ada pada kelembagaan petani. Melalui Kelembagaan ekonomi petani yang telah terbentuk di pilot project ini adalah koperasi, yaitu Koperasi Bina Warga, yang bekerja sama dengan BUMDES Mutiara Bulakan Desa Bulakan,” beber Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, 

Pemerintah nantinya, sambung Bambang, melalui kelembagaan ini mendorong penguatan, pembinaan dan pendampingan, serta perbaikan mutu dan kualitas produksi melalui saprodi, alsisntan, dan akses pasar.

“Kami ingin Banten menjadi sentra jagung, karena kebutuhan jagung di Banten sangat besar, sekitar 2,5 juta per tahun. Sangat disayangkan jika kebutuhan jagung itu diiisi dari daerah lain. Maka, untuk mensejahterakan petani dan masyarakat, di Banten harus dikembangkan tanaman jagung,” papar Bambang.

Bambang melanjutkan, bila tanaman jagung sangat potensial dikembangkan di Banten. Pertimbangannya, Banten mempunyai akses pasar jagung, potensi lahan, “Dewan Jagung Nasonal (DJN) sudah membawa para pengusaha yang siap mendampingi petani untuk mengembangkan jagung di Banten, tinggal kemauan dan kekompakan petani, tegas bambang

“Jika masyarakat Banten sendiri kurang peduli terhadap potensi lahannya guna pengembangan jagung, maka kedatangan kami di sini sia –sia, sebab terwujudnya Banten sebagai sentra produksi jagung tergantung soliditas masyarakat banten sendiri,” pungkasnya. (p/ma)