Kementan Fasilitasi Sinergisitas Petani Jagung dan Peternak Ayam

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Kementerian Pertanian melalui Ditjen Tanaman Pangan mengawal jalanya panen raya jagung di sejumlah daerah yang berlangsung pada Februari 2019 ini. Diketahui, panen raya ini mencapai 9 ribu hektar yang tersebar di delapan kabupaten seperti Lamongan, Tuban dan Grobogan.

"Pengawalan ini dimaksudjan agar kebutuhan jagung para peternak cepat terpenuhi, terutama melalui peran Bulog," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, Jumat (15/2).

Menurut Diarmita, sejauh ini pihaknya sudah menjembatani penyerapan jagung dari petani ke peternak dengan Bulog dalam mengatur pasokan. Kata Diarmita, penyerapan itu merupakan intruksi pangsung dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

"Saat ini di lapangan sudah mengerahkan Tim Pusat untuk merealisasikan peran Pemerintah di 23 provinsi wilayah panen jagung. Inilah langkah konkret dalam memberi kepastian pasar kepada petani dan memenuhi kebutuhan jagung bagi peternak ayam," katanya.

Mengacu pada data Ditjen Tanaman Pangan, bahwa minggu pertama sampai dengan minggu kempat di bulan Februari 2019 ini jumlah panen jagung mencapai 9.379 hektar, dengan capaian panen terbesar berada di Pasaman Barat, yakni mencapai 3.200 hektar.

Kemudian disusul wilayah Solok Selatan, Agam, dan Pasaman dengan masing-masing capaian 1500, 1200, dan 1000 hektar. Kabupaten lainnya, yakni Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Tanah Datar, dan Limapuluhkota masih dalam tahan proses panen.

"Panen di provinsi wilayah jagung sudah dimulai sejak minggu pertama bulan Februari 2019 dan puncaknya pada minggu ke tiga Februari 2019 ini. Untuk itu kami berharap Bulog dapat membantu menyerap jagung petani saat panen raya ini, sehingga dapat menjadi buffer stock," katanya.

Diarmita berharap petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung melalui mekanisme distribusi dan stok yang baik. Adapun terkait dengan suistainailitas (keberlanjutan) ketersediaan jagung, dia mengusulkan agar Pemda membuat BUMD dengan memanfaatkan dana desa.

"BUMD ini juga sekaligus untuk membangun Silo, sehingga dapat menyerap jagung hasil panen petani. Saya perhatikan penanganan pasca panen jagung sangatlah diperlukan, terutama saat panen raya tiba seperti ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Usaha dan Kelembagaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat, Avrizal Arman mendukung pemerintah pusat dalam mewujudkan kemitraan antara petani jagung dan peternak ayam dalam penyerapan jagung yang dilakukan Bulog.

Kata dia, Sumatera Barat sebagai salah satu sentra ternak ayam petelur di wilayah sumatera mempunyai kebutuhan jagung untuk pakan sangat tinggi. Menurutnya kebutuhan jagung untuk pakan ternak setahun mencapai 400 ribu ton, yaitu 260 ribu ton untuk peternak petelur mandiri dan 140 ribu ton per tahun untuk pabrik pakan.

"Terkait hal ini kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan”, ungkap agar penyerapan jagung ini ada bekerjasama dalam pengaturan masa panen antar daerah," katanya.

Untuk pengembangan jagung di Sumbar, Avrizal menambahkan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai rencana jangka panjang untuk memfasilitasi petani dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam budidaya jagung.

"Rencana itu kita harapakan terealisasi dalam waktu dekat," pungkasnya. (pr/eg)