Kemenag Gelar Sosialisasi Keprotokolan

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama menggelar sosialisasi keprotokolan dengan tema “Menjadi Protokol yang Profesional dan Melayani” di Jakarta. Sosialisasi ini dilaksanakan tiga hari, 19 – 21 Juli 2017. 

Menag Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan bahwa ada dua hal yang harus dicermati dalam tugas keprotokolan. Pertama, pergeseran waktu. Menurutnya, pergeseran waktu dalam setiap kegiatan harus dikuasai betul bahkan dalam bilangan detik.  

Kedua, pergeseran tempat, karena hakikatnya suatu acara senantiasa bergerak, tidak statis. Menurut Menag setiap kegiatan pasti ada awalan dan akhirannya. Sehingga seorang protokol harus menguasai pergeseran orang dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Menag juga menggarisbawahi bahwa ada konsekuensi dalam pergeseran waktu dan tempat. Karenanya, petugas protokol harus tepat dan cermat. Karena jika ada miss, akan beresiko pada kegiatan lain. 

“Ibarat drama, selalu tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda adalah dalangnya, sehingga harus punya bayangan bagaimana nanti kegiatan itu berlangsung,” ujar Menag di Jakarta, Kamis (20/07). 

“Tidak boleh ada protokol yang tidak mengerti acara nanti seperti apa,” tegasnya. 

Ia menambahkan bahwa protokol yang baik harus memiliki kemampuan untuk memperkirakan setiap kejadian, luwes/ fleksibel serta memiliki kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, protokol juga dituntut dapat memprediksi setiap kemungkinan yang terjadi dalam waktu yang sesegera mungkin. 

“Seorang protokol yang baik, harus peduli dengan setiap detail dari setiap kegiatan seremonial sesuai dengan tata cara, aturan dan etika keprotokolan,” ujar Menag. 

Dalam kesempatan tersebut, Menag menyampaikan harapannya agar kapasitas SDM protokol dapat ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan keprotokolan. Sessi yang merupakan brainstorming antara Menag dengan peserta kegiatan dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta dan Menag untuk saling memberikan kritik dan masukan untuk kedua belah pihak. 

Kegiatan yang digagas oleh Biro Umum Kementerian Agama ini dihadiri oleh 65 orang peserta dari 33 provinsi di seluruh Indonesia dan peserta dari Kemenag pusat. Selain dari internal Kementerian Agama, juga dihadirkan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sekretaris Negara serta Kementerian Luar Negeri. 

Kabag TU Pimpinan Khoirul Huda Baasyir mengatakan, kegiatan ini mengangkat tema profesionalisme dan melayani. Menurutnya, kedua kata itu merupakan prinsip yang harus dipegang teguh oleh seorang protokol. 

“Profesionalisme menjadi ruh dari semangat 5 budaya kerja yang telah dicanangkan oleh Menag, sedangkan Melayani merupakan tagline yang sudah mendarah daging bagi ASN Kemenag,” ujar Khoirul Huda. (p/ab)