Hadir di Tiga Tempat Perayaan Waisak, Menag: Ini Pengalaman Berharga

By Abdi Satria


nusakini.com-Klaten-Usai menghadiri Perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2563 BE/2019 di pelataran Candi Borobudur, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melanjutkan kunjungan keagamaannya ke Candi Sewu, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Sabtu (18/05) malam. 

Bagi Menag Lukman Hakim, momentum perayaan Tri Suci Waisak Nasional ini menjadi pengalaman berharga. Candi Sewu merupakan tempat ketiga yang menjadi tujuan Menag di hari itu dalam rangka peringatan Tri Suci Waisak Nasional. 

“Sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya, pada hari ini saya mendapatkan sebuah pengalaman berharga dari umat Buddha Indonesia. Di mana tepat pada saat menjelang purnama saya dapat menghadiri acara Peringatan Tri Suci Waisak di tiga tempat yang berbeda,” ujar Menag saat memberkan sambutan di pelataran Candi Sewu.

Sebelumnya pada Sabtu (18/05) siang Menag hadir dan memberikan sambutan pada Dharmasanti Tri Suci Waisak Nasional 2563 BE/2019 di Tenis Indoor Senayan, Jakarta. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya untuk menghadiri perayaan Tri Suci Waisak di pelataran Candi Borobudur, Magelang. Terakhir, menjelang tengah malam, Menag sudah hadir di tengah-tengah umat Buddha di Candi Sewu, Klaten, Jawa Tengah. 

Candi Sewu yang merupakan candi tertua dan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten ini merupakan candi yang memiliki arsitektur unik. Dibangun pada sekitar abad ke-8 masehi, candi ini memiliki arsitektur yang merupakan perpaduan candi Hindu dan Buddha. 

Tampak hadir dalam perayaan Waisak Nasional 2019 di Candi Sewu, Guru Besar Fakultas Hukum UII Yogyakarta yang kini menjabat Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD, Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman, Forkominda Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

Melalui momentum Tri Suci Waisak, Menag mengajak kepada setiap umat beragama untuk kembali mengingat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Hal ini menjadi sangat penting agar hak dan kewajiban konstitusional sebagaimana tertuang di dalam UUD 1945 dapat tertunaikan dengan baik. Salah satu hak dan kewajiban konstitusional itu adalah bela negara. 

“Saya melihat tema peringatan Tri Suci Waisak tahun 2019 ini, yaitu ‘Mencintai Tanah Air Indonesia’ sangatlat tepat,” ujar Menag. 

Menag menambahkan sejarah menunjukkan bahwa perkembangan agama Buddha di belahan dunia memiliki budaya yang berbeda. Demikian pula di Indonesia, sejak kejayaan Sriwijaya hingga sekarang, perkembangan agama Buddha tidak mengubah budaya yang menjadi kekayaan bangsa. 

“Pesan penting yang dapat dipetik adalah jika setiap warga negara sadar memiliki bangsanya, maka negara akan kuat,” kata Menag. 

Ia berharap di dalam setiap warga negara hakikatnya memiliki rasa empati terhadap sistem yang ada. Rasa empati itu adalah fitrahnya sebagai manusia, dan juga karena ajaran agama yang diyakini. 

“Kita semua memahami pada dasarnya setiap agama mengajak sesama manusia untuk membangun kerukunan demi menciptakan kedamaian,” ujarnya. 

“Kepada segenap umat Buddha sekali lagi saya mengucapkan Hari Tri Suci Waisak 2563 BE/2019. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi kita semua,” tutup Menag. (p/ab)