Empat Tahun Pembangunan Pertanian: Kerja Kita buat Prestasi Bangsa.

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Empat tahun pemerintahan Jokowi-JK di sektor pertanian terbilang sangat ‘kinclong’. Kerja keras dalam membangun sistem, komitmen dan kegigihan serta sinergi antar kelembagaan, baik di internal Kementerian Pertanian (Kementan) maupun di eksternal seperti KPK, KPPU, BPK, Bulog serta Kementerian lainnya berdampak nyata dari prestasi yang telah ditorehkan Kementerian dibawah komando Menteri Andi Amran Sulaiman. 

Kerja Nyata Berbuah Prestasi

Sepanjang 4 tahun yakni sejak 2014 hingga 2018 pemerintahan Jokowi-JK, kinerja pembangunan pertanian Indonesia mampu menjadi salah satu sektor yang menjadi rujukan prestasi pemerintahan. 

Di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, inflasi bahan makanan/pangan turun drastis dari 10,57% menjadi 1,26%. 

Ekspor pangan juga mengalami lonjakan pesat sebesar 29,7% atau setara dengan Rp1.360 triliun. Di sektor investasi, pertanian Indonesia menunjukkan lonjakan sangat besar hingga 110% atau setara dengan Rp.94,2 triliun.

Bahkan dalam pendapatan domestik bruto (PDB) sektor pertanian berhasil menyumbang kenaikan hingga 47,2%.

Kebangkitan Petani dan Keberpihakan 

Menggeliatnya sektor pertanian Indonesia, tidak terlepas dari komitmen penuh Menteri Amran dalam keberpihakannya pada petani. Bisa dikatakan seluruh energi pembangunan pertanian Indonesia dan kebijakan yang menyertainya bermuara pada bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani. 

Hasilnya memang demikian cemerlang. Di bawah komando Menteri Amran, NTUP dan NTP petani bergerak naik. NTUP naik 5,39% sedangkan NTP naik 0,22%. Kenaikan ini secara langsung berdampak pada tingkat kesejahteraan petani yang umumnya berada di pedesaan. Hal itu tercermin dari turunnya kemiskinan di pedesaan dari 17.74 juta orang menjadi 15,81 juta orang, di mana 70 % disumbangkan dari sektor pertanian.

Berantas Mafia Pangan 

Salah satu yang menjadi penyebab sektor pertanian mengalami involusi dan stagnan adalah merajalelanya mafia pangan di sektor ini. Kemiskinan petani serta permainan harga yang dikendalikan mafia pangan telah menjadi rahasia umum. 

Sejak kepemimpinan Menteri Amran, gebrakan pemberntasan mafia pangan merupakan kerja berani yang banyak diapresiasi. Tercatat dari gebrakan tersebut, ada 782 kasus mafia pangan telah dilaporkan dan menghasilkan 409 tersangka serta 21 perusahaan pangan diblack list.

Revolusi Mental dan Reformasi Birokrasi 

Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, cakap dan berintegritas di sektor pertanian adalah satu cita-cita besar Menteri Amran. 

Hal ini diwujudkan dengan melakukan trasformasi besar-besar di bidang Politeknik Pertanian dari STPP menjadi Polbantang. 

Di internal kementerian, transformasi dan revolusi mental menjadi basis kinerja yang sangat kuat. Dukungan penuh dari seluruh pegawai kementerian sangat mempercepat laju transformasi tersebut.

Tercatat, hingga saat ini ada 291 Permentan yang dinilai justru menghambat proses kinerja pertanian dicabut. Efisiensi, transparansi dan akutabilitas kerja diperkuat. Hasilnya, baru pertama kalindalam sejarah, Kementerian Pertanian memperoleh penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK. Kementan juga meraih penghargaan dalam keterbukaan informasi publik serta penghargaan TOP IT.

Tidak sampai di situ saja, Kementan juga bahkan dianugerahi penghargaan dari KPK sebagai kementerian Anti Gratifikasi terbaik, penghargaan pengadaan barang terbaik, penghargaan penjaga ketahanan pangan, penghargaan PENGARUSUTAMAAN GENDER, penghargaan pengelolaan arsip terbaik dan penghargaan manajemen kepegawaian terbaik.

Sederet kinerja kinclong dan prestasi yang ditorehkan Kementerian Pertanian tersebut memang tidak terlepas dari kemampuan Menteri Amran dalam membangun sinergi serta memotivasi seluruh pegawai Kementan agar terus bergerak, bekerja keras dan bekerja ikhlas demi prestasi bangsa. Sumbangsih Kementan demi kemajuan Indonesia memang layak diapresiasi. 

Padahal di sisi lain, anggaran pertanian turun dari 12 triliun dari 34 triliun di tahun 2015 menjadi 22 triliun di tahun 2016 sampai dengan 2018. Ini membuktikan bila prestasi mampu diraih di tengah kondisi apa pun bila dibarengi dengan kecintaan dan kerja ikhlas di dalamnya (p/ab)