Diplomasi Sawit, Menko Maritim Kunjungi Brussel

By Admin

nusakini.com--Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, melakukan kunjungan kerja ke Brussel dari tanggal 23-24 April 2018 dalam rangka diplomasi sawit Indonesia di lingkungan pemangku kepentingan Uni Eropa (UE), termasuk dari Komisi Eropa dan Parlemen Eropa, serta Belgia.

Kunjungan kerja ini dilatarbelakangi laporan Parlemen Eropa yang diadopsi pada Januari 2018 mengenai kebijakan energi terbarukan di UE. Laporan ini merekomendasikan penghapusan penggunaan minyak kelapa sawit sebagai biofuel di wilayah UE pada tahun 2021. Menteri Luhut telah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Utusan Khusus sawit. 

Senin (23/4), Menko Luhut bertemu dengan Komisioner UE untuk Perdagangan, Cecilia Malmström, guna menyampaikan arti pentingnya industri dan ekspor minyak kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia.  

“Kepada Komisioner Malmström, saya sampaikan kelapa sawit membantu meningkatkan kehidupan para petani di negara-negara berkembang lainnya, bukan hanya di Indonesia," katanya kepada wartawan.  

Untuk menepis isu deforestasi yang berkembang di UE, Menko Luhut menyampaikan kepada Komisioner Malmström upaya-upaya Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan sektor kelapa sawit yang memprioritaskan aspek keberlanjutan lingkungan hidup (sustainability). 

“Hampir semua sawit yang dikirim dari Indonesia telah mendapat sertifikasi Internasional. Dari segi kesehatan kami sudah melakukan penelitian dan juga meminta konsultan independen tentang dampak sawit pada kesehatan, tidak ada yang salah dengan sawit," Menko Luhut menjelaskan. Menko Luhut menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut Komisioner Malmström juga berharap keputusan yang diambil nantinya bisa memuaskan semua pihak.  

Indonesia dan UE tengah menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas, atau Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA), dan kedua Menteri berharap agar isu sawit ini tidak menjadi penghalang bagi tercapainya kesepakatan tersebut. Menko Luhut menyampaikan komitmen Indonesia untuk mempercepat proses IEU-CEPA yang perundingannya masih berlangsung karena produk Indonesia yang diekspor ke EU bukan hanya sawit. 

Menko L​uhut melakukan pertemuan dengan pers UE dan Indonesia setelah pertemuan dengan Komisioner Malmström. Media menanyakan apakah pemerintah Indonesia berencana melakukan tindakan balasan terhadap EU, dan dijawab tidak ada rencana pemerintah untuk melakukan hal itu. 

“Saya datang demi kepastian nasib petani sawit, keluarganya dan orang-orang yang bergantung pada bisnis ini, yang jumlahnya melebihi 16 juta orang. Tidak ada rencana kami untuk melakukan tindakan balasan. Memang kami membutuhkan 2500 pesawat untuk 20 tahun ke depan. Bagi kami Airbus penting, kami belum berencana mengalihkannya ke Boeing, tetapi kami yakin ada pengertian dari UE untuk menyelesaikan masalah ini. Kami sedang mempertimbangkan juga untuk memiliki Airbus M400 untuk versi militer. Mereka datang kepada saya menawarkan ini," ujar Menko Luhut. 

Menko Kemaritiman juga menghadiri acara diskusi dengan para pemangku kepentingan UE, termasuk para anggota Parlemen Eropa dan pejabat Komisi Eropa, para Duta Besar negara UE dan negara eksportir minyak kelapa sawit, serta perwakilan dari asosiasi dan perusahaan. Bertindak sebagai narasumber, Menko Luhut memaparkan profil mengenai sektor kelapa sawit Indonesia. Menko Luhut menekankan pentingnya sektor ini dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan mengingat peran signifikan petani kecil yang merupakan 41% pemilik dari keseluruhan lahan perkebunan. 

​Menko Kemaritiman juga dijadwalkan bertemu dengan Komisioner UE untuk Lingkungan Hidup, Maritim dan Perikanan dan Menteri Perdagangan Belgia pada Selasa (24/4). Menko Kemaritiman juga dijadwalkan bertandang ke Vatikan, Belanda dan Jerman untuk melanjutkan penguatan diplomasi sawit Indonesia.(p/ab)