Diaspora Indonesia Muda Rayakan 120 Tahun Sejarah

By Admin

nusakini.com--Kelompok Pemuda Indonesia di Bourail, New Caledonia, menyelenggarakan Upacara Peletakan Karangan Bunga di monumen peringatan komunitas mereka di Museum akhir pekan lalu. Sekitar 100 orang menghadiri acara tersebut. 

Orang Jawa pertama kali tiba di New Caledonia pada 15 Februari 1896. Untuk memperingati 120 tahun kedatangan, dilakukan upacara peletakkan karangan bunga di museum pada hari Sabtu. Acara ini adalah inisiatif dari kelompok pemuda diaspora Indonesia di kota Bourail. 

Mengapa di Museum? "Pada tahun 1996, kami mengajukan permohonan pada pemerintah Kota Bourail untuk membangun sebuah tugu peringatan. Jean-Pierre Aïfa, walikota menjabat saat itu, memberikan izin bagi kami untuk membangun tugu di halaman museum," ujar Ludovic Latif, salah satu penyelenggara.

Setidaknya sekitar 100 orang yang mayoritas keturunan Indonesia, berkumpul dan berpartisipasi pada upacara tersebut. Walikota Bourail, Brigitte El Arby; Walikota Kehormatan Bourail, Jean Pierre Aifa; Konsul Jenderal RI Widyarka Ryananta; serta para pemuka adat di wilayah Bourail hadir dalam peringatan tersebut. Dalam sambutannya, Konsul Jenderal RI, Widyarka Ryananta, menyambut baik inisiatif para diaspora muda Indonesia. 

"Tahun ini sudah empat kali digelar upacara untuk menghormati para sesepuh. Saya berterima kasih pada para pemuda atas inisiatif ini," ujarnya bangga. "Para pemuda nanti yang akan memimpin masa depan. Saya juga ingin mendorong para pemuda agar jangan menjadi pendiam, tetapi mereka harus dapat menunjukkan eksistensi mereka. Saya merasa terhormat dapat bersama anda pada hari ini." 

Brigitte El Arbi, dalam kesempatan tersebut mengenang kembali sejarah keberadaan masyarakat Indonesia. "Sekarang, masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai komunitas yang tidak banyak bicara di New Caledonia, yang kita panggil dengan sebutan kehormatan 'Niaoulis'," ujarnya.

Dia melanjutkan, "Masyarakat Jawa diapresiasi atas dedikasinya terhadap pekerjaan, kerja kerasnya, kedisiplinannya dan ketenangan mereka. Pada abad ke 21 ini, untuk masa depan yang lebih cerah di New Caledonia, masyarakat Jawa perlu menegaskan kembali identitas mereka dan terus berkontribusi bagi kemakmuran bersama." Walikota juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyapa keluarga keturunan Indonesia di Bourail seperti Omo, Tjoredho, Darkis, Moesman Bari.

Melengkapi pidato tersebut, Stephane Robinot, yang (saat peletakkan karangan bunga tahun 1996) masih berusia dua tahun, meletakkan bunga di monumen untuk pertama kalinya, diikuti oleh Ludovic Latip, Thierry Timan, Sipon Soukito, perwakilan komunitas Indonesia di Bourail dan Paita. Acara ditutup dengan makan bersama di rumah adat klan Gouaro. (p/ab)