Bertemu Kyai NU Jatim, Menag Minta Nasihat dalam Membina Umat

By Abdi Satria


nusakini.com-Surabaya- Menag Fachrul Razi dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Timur menyempatkan diri bersilaturahim dengan jajaran Pengurus Wilayah Nadhalatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Surabaya. 

Kepada para Kyai NU dan pengurus PWNU Jatim, Menag menyatakan kunjungannya ke Kantor PWNU Jatim, di Jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya itu tidak sekadar silaturahim, melainkan juga meminta nasehat dan saran dalam membina umat dan toleransi beragama di tanah air. 

"Saya datang bukan untuk memberikan ceramah melainkan meminta masukan dan nasihat terutama dari para Kyai yang sudah berpengalaman dalam membina umat dan kerukunan," kata Menag, Kamis (13/02). Kunjungan Menag ke PWNU Jatim disambut Wakil Rais Suriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Iskandar, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, KH Abdurrahman Nafis dan jajaran pengurus. 

Turut mendampingi Menag, Kakanwil Kemenag Jawa Timur Ahmad Zayadi, Sesditjen Pendidikan Islam Imam Safei, Staf Khusus Menag Ubaidilah dan Sesmen Khoirul Huda Basyir. 

Pertemuan dengan pengurus PWNU Jatim digelar usai Menag berkunjung ke Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dan Gereja Sakramen Mahakudus. 

Dalam kunjungan silaturahim ke PWNU Jawa Timur, Menag pun meminta saran dan nasehat kepada para para Kyai, khususnya dalam mengemban tugas sebagai Menteri Agama. Menag juga bercerita tentang NU (Kyai) santri dan tentara yang tidak bisa dipisahkan dalam membangun umat dan kebangsaan. 

"Kami mengemban tugas dan memberi perhatian khusus kepada kerukunan umat beragama, kedamaian, dan semangat toleransi. Salah satu ormas yang paling tepat menjadi patner Kementerian Agama dalam mewujudkan itu ya NU," kata Menag. 

Menag tidak lupa membahas soal UU Pesantren yang turunannya tengah digodok oleh tim Kemenag, begitu juga dengan peraturan bersama Menteri terkait pendirian rumah ibadah. 

Wakil Rais Suriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Iskandar menyatakan hubungan NU, Kyai, Santri dan tentara dan itu merupakan fakta sejarah. "Ada sebagian Kyai sepuh mengatakan makna dari Nusantara itu merupakan perpanjangan NU, Santri, dan Tentara. Inilah jaminan NKRI akan terus berjalan. Nasionalisme adalah bagian dari imam. Hubul waton minal Imam," ujar KH Anwar Iskandar. 

Ia menambahkan, di pesantren mulai dari taman kanak kanak hingga kelas tertinggi sudah ditanamkan tentang bela negara. "Dalam konteks seperti inilah maka hari ini kita bertemu dengan Menag yang menurut UU ditugasin mengatur kehidupan beragama, pendidikan dan sebagainya," kata KH Anwar. KH Anwar menambahkan dibutuhkan sinergitas antara seluruh elemen NU supaya tugas yang menjadi amanah Kemenag dan tugas ulama yang mendapat amanah dari Allah bisa berjalan dengan baik. 

"Kalau sinergisitas bisa kita jalankan dengan baik maka wajib hukumnya bagi NU menjaga lembaga negara seperti Kemenag," tegasnya. 

"Ide pak menteri sering digoreng sampai gosong dan alhamdulillah NU tidak terjebak dan ikut ikutan. Sebab bagi kami, Menag mempunyai misi penting menyelamatkan negara dan agama," tandas KH Anwar. (p/ab)