Bali Kini Miliki Pabrik Penetasan Ayam Lokal Terbesar di Indonesia Timur

By Admin


nusakini.com-Bali-Mimpi menjadikan ayam lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri, kini sudah di depan mata. Indonesia bagian timur, yaitu Provinsi Bali kini telah ada pabrik penetasan (Hitchary) ayam lokal terbesar di luar Pulau Jawa.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memberikan apresasi terhadap pembangunan pabrik penetasan (Hatchery) ayam lokal yang lokasinya di Kabupaten Bangli Provinsi Bali. "Ini adalah satu-satunya pabrik penetasan ayam lokal di Indonesia Timur", kata drh. Makmun, MSc (Kasubdit Unggas dan Aneka Ternak, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak) mewakili 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan saat menghadiri peresmian Hatchery unggas lokal milik PT. Sumber Unggas Indonesia di Desa Penglumbaran Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Provinsi Bali. 

Pada kesempatan tersebut, hadir juga Bupati Bangli Bapak I Made Gianyar, perwakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Kepala BBVet Denpasar, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar, Perwakilan BPTU-HPT Sapi Bali. 

Dalam sambutannya mewakili Dirjen PKH drh. Makmun, MSc menyampaikan apresiasi yg setinggi-tingginya kepada Bupati Bangli dan Jajarannya yang telah memfasilitasi sehingga usaha Hatchery unggas lokal bisa berdiri di Bangli. Apresiasi juga disampaikan kepada Direktur PT. Sumber Unggas dan jajarannya yang telah membangun Cabang usahanya di Bali dan ini adalah yg pertama kali dan terbesar di luar Pulau Jawa. 

Makmun menyampaikan, berdasarkan data Statistik Peternakan saat ini produksi dan populasi ayam lokal terus bertambah dari tahun ke tahun. Populasi 4 tahun terakhir yaitu: tahun 2014 sebanyak 275 juta ekor, tahun 2015 sebanyak 285 juta ekor, tahun 2016 sebanyak 294 juta ekor, tahun 2017 sebanyak 299 juta ekor, dan data sementara populasi tahun 2018 sebanyak 310 juta ekor. "Produksi ini sangat jauh jika dibandingkan dengan produksi ayam broiler yang tahun 2018 mencapai angka 3,2 miliar ekor. "Untuk itu harus dipacu produksi dan pengembangan ayam lokal di Indonesia, sehingga Ayam Lokal bisa menjadi Tuan di Negeri Sendiri", ujar Makmun.

Untuk mendukung program pengembangan ayam lokal tersebut, Kementerian Pertanian sejak tahun 2018 melalui Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) telah mendistribusikan bantuan ayam lokal dan persilangannya sebanyak 10 juta ekor yang tersebar di 10 Provinsi. Tahun 2019 jumlah bantuan ternak unggas lokal (ayam dan itik) sebanyak 20 juta ekor yang disebar di 23 Provinsi. "Kita berharap agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi adanya mesin penetas (hatchery) agar ketersediaan bibit ayam dan itik lokal terjamin, sehingga pengembangan dan kesinambungan usaha unggas lokal bisa berjalan dengan baik", ucap Makmun. 

Makmun juga mengatakan bahwa usaha ayam lokal ini tidak hanya berhenti pada Hatchery, tapi juga harus menghadirkan pembibitan (breeding) ayam lokal di Bali untuk dapat mensuplay kebutuhan DOC di Provinsi Bali, NTB dan NTT. "Hadirnya pembibitan akan menjamin tersedianya telur tetas ayam lokal (telur HE) untuk memenuhi kebutuhan hatchery di Bangli ini", ungkapnya.

Sementara itu ditempat terpisah Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita sangat mengapreasiasi adanya pabrik penetasan ayam lokal ini. Ia sebutkan bahwa kebutuhan ayam lokal di Bali terus meningkat yaitu untuk kebutuhan kuliner dan upacara adat yang dapat berlangsung setiap hari, sedangkan produksi dan populasi ayam lokal di Bali tidak imbang dengan jumlah kebutuhan. 

Berdasarkan data Statistik Peternakan, populasi ayam lokal di Bali dalam 5 (lima) tahun terakhir sebagai berikut: tahun 2014 sebanyak 4,11 juta ekor, tahun sebanyak, tahun 2015 sebanyak 4,00 juta ekor, tahun 2016 sebanyak 3,94 juta ekor, tahun 2017 sebanyak 3,26 juta ekor dan tahun 2018 sebanyak 3,28 juta ekor.

"Dengan hadirnya Hatchery di Kab. Bangli ini, saya berharap dapat meningkatkan populasi, gairah beternak dan kesejahteran para peternak", kata I Ketut Diarmita. Untuk itu, Ia berharap agar pemerintah daerah terus memfasilitasi dengan baik upaya-upaya yang bagus dalam mengembangkan peternakan khususnya ayam lokal, mulai ketersediaan lahan, kemudahan berusaha, keamanan dan kepastian dapat pelayanan", imbaunya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Bangli, I Made Gianyar yang menyampaikan apresiasinya pada Ditjen PKH dan PT. Sumber Unggas Indonesia (PT. SUI) yang telah memilih Kab. Bangli sebagai tempat membangun Hatchery. I Made Gianyar mentampaikan akan menjamin keamanan dan kepastian berusaha di Kab. Bangli. Ia berharap agar PT. SUI memprioritaskan hasil produksi DOC nya untuk masyarakat Bali khususnya para Peternak Kab. Bangli.

Lebih lanjut Direktur PT. SUI, Naryanto menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dirjen PKH atas dukungan dan motivasinya selama ini, sehingga pembangunan Hatchery ini bisa berjalan dan pada hari ini bisa panen perdana DOC. Naryanto juga mengucapkan terimakasih kepada Bupati Bangli yang selalu mendampingi selama proses pembangunan ini berjalan. 

Ia sebutkan bahwa kapasitas Hatchery saat ini sudah mampu memproduksi DOC sebanyak 30.000 ekor per minggu atau 120.000 ekor per bulan. "Kami bersyukur Produksi selama bulan Februari 2019 ini telah habis dipesan oleh para peternak di Bali dan NTB. "Kami juga berencana akan membangun Farm Pembibitan (Breeding Farm) di Bali sesuai saran Dirjen PKH", ucapnya. "Ini akan segera kita realisasikan, mengingat pangsa pasar di Bali dan Provinsi sekitarnya cukup besar, ini bisa menjadi usaha yang sangat menjanjikan", tandasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade Zulkarnaen menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Pemerintah yang terus memfasilitasi dan mengembangkan unggas lokal di Indonesia. "Semoga harapan pemerintah menjadikan unggas lokal menjadi tuan di negeri sendiri bisa terwujud", pungkasnya.(p/eg)