Bagaimana Memulai Hari dengan Benar

By Admin


nusakini.com--Amerika--Tidak ada seorang pun mampu menyusun rutinitas yang berlaku secara universal untuk mencapai kinerja manusia yang optimal. Hanya saja, terdapat panduan yang bisa menjadi rekomendasi seseorang dapat memulai kegiatan berolahraga tersebut.

Untuk setiap aktivitas fisik, seseorang akan berbeda. Namun, bukan berarti malah tidak melakukan sama sekali. Contoh saja, ketika ingin menggeluti olahraga lari, maka hal pertama yang perlu dibangun dengan berjalan kaki.

Hal yang perlu diperhatikan adalah mengenali kondisi diri. Menurut pelatih Road Runners of America Laura Norris, langkah pertama untuk pemula adalah memulai dengan lambat. Memulai untuk aktivitas fisik tidak perlu langsung pada bagian-bagian berat. Berjalan bisa dilakukan sebagai pemulaan, memang bukan untuk langsung membentuk tubuh yang ideal, namun perlu memberi waktu kepada tulang, otot, dan tendon untuk menyesuaikan.

“Meningkatkan jarak tempuh sebelum sistem muskuloskeletal Anda beradaptasi meningkatkan risiko cedera,” kata Norris, dikutip dari GQ, Jumat (7/12).

Terlalu antusias untuk langsung berolahraga banyak adalah kesalahan umum, terutama di antara orang yang tidak terlatih. Daripada bertujuan untuk jarak tempuh tertentu, Norris mendorong pemula mengurangi durasi interval berjalan sampai mencapai 30 menit tanpa gangguan berlari. Setiap minggunya, empat atau lima sesi sangat ideal untuk mempertahankan tingkat dasar kardio yang sehat.

“Ada dua indikasi kalau Anda perlu mengubah rutinitas: kelelahan mental dan fisik. Pikiran dan tubuh berkembang dengan beragam,” kata Norris.

Ketika saat menemukan titik yang lebih menantang untuk berlari, usia, riwayat cedera, kondisi medis, dan tingkat kebugaran harus menjadi faktor dalam proses pengambilan keputusan. Mantan pelatih jarak NCAA dan pelatih lari New York City Sean Fortune menjelaskan, perlu dibangun rutinitas untuk terus menambah dalam latihan fisik.

Setelah mulai terbiasa berlari, tahap ketiga yang perlu diperhatikan adalah rasa takut akan kepuasan sehingga malah mendorong tubuh lebih besar. Perasaan ingin mencapai beberapa waktu, angka, atau kecepatan yang ditentukan menyebabkan seringkali tidak mendengarkan apa yang dipikirkan oleh tubuh. Jangan sampai semangat yang berlebihan malah membuat tujuan utama untuk sehat dan bugar terabaikan.(r/rajendra)