"Dinamika politik jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2024 semakin mengemuka. Beberapa tokoh mulai hangat diperbincangkan publik. Salah satunya adalah Irwan Adnan. Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Kota Makassar bahkan terang-terangan menyatakan diri siap maju dalam perhelatan Pilwalkot Makassar mendatang. 

Tokoh yang punya pengalaman panjang di birokrasi ini mengungkapkan alasannya maju di Pilwalkot Makassar 2024. Dia mengaku ingin melayani masyarakat dengan cakupan yang luas ketika menjadi wali kota".

Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Irwan Adnan (Irwan) yang dipandu Host Dr Supa Athana sebagaimana dikutip dari Podcast Catatan Jurnalis Sukriansyah (CJS):

Host: Selamat Sore Pak Adnan..Terimakasih Pak atas berkenan hadir di Podcast CJS. Dengar-dengar Pak Irwan akan maju sebagai kandidat di Pilwakot Makassar. Kira-kira apa motivasi yang mendorong Anda maju Pak? 

Irwan: Jadi yang pertama tentu saya ingin lebih bermanfaat dan berdaya untuk kota Makassar. Karena saya mencintai Makassar. Itu yang mendasari saya dengan bebagai pengalaman di birokrasi. Semoga itu bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat Makassar. 

Host: Pak Irwan sudah melakukan sosialisasi? 

Irwan: Ya..sementara ini kita sudah on progress dan beberapa kita lakukan terkait sosialisasi ini. Kita kumpulkan semua jaringan-jaringan kita. Ada beberapa jaringan yang sudah kita siapkan untuk menghadapi kontestasi tadi. 

Host: Bagaimana dengan APK, apa saja yang dilakukan Pak?

Irwan: Ya..Sekarang kita massifkan APK dengan tujuan meningkatkan popularitas sepaya kita bisa dikenal dulu sama masyarakat Makassar, karena jangan-jangan kita tidak kenal nih. Jadi kita terus memassifkan sosialisasi kita baik berupa baliho, banner, billboard. Walau pun belum semua daerah di Makassar bisa kita jangkau. Tapi secara umum sudah kita siapkan dan sudah terpasang. 

Host: Apa tag line Bapak untuk membuat masyarakat Makassar dekat dan tertarik? 

Irwan: Kita memilih istilah Pakintaki. Istilah ini kita ambil karena kita ingin melakukan sesuatu yang lebih menggertak. Karena kita tahu arti Pakintaki itu yang berasal dari bahasa kita Makassar artinya bikin tersentak. Ini adalah bahasa seruan untuk bekerja. Jadi ajakan untuk bergerak dan bekerja. Kita ingin masyarakat Makassar lebih berdaya. Ini juga merupakan campaign kita. 

Host: Bakat kepemimpinan Bapak itu mulai dari mana? 

Irwan: Bakat ini mulai dari sekolah. Dari SMA. Kemudian berlanjut di pendidikan tinggi. Kebetulan saya adalah lulusan Fisipol Unhas. Di kampus saya aktif di Himpunan Fakultas. Juga sempat jadi Ketua Harian Gojukai di Fisipol. Tentu HMI dan aktif juga KAHMI dan beberapa organisasi. Saat ini aktif di IKA Unhas. Di samping itu, karena berasal dari Jeneponto, saya juga menjadi Ketua Himpunan Keluarga Turatea Makassar. 

Host: Apa ada turunan dari orang soal bakat kepemimpinan ini?

Irwan: Ya...kita tidak bisa pungkiri memang ada seperti. Mungkin ini gen dari bapak saya. Bapak saya juga awalnya seorang birokrat. Kemudian menjadi anggota DPR dari Fraksi Golkar dan sempat menjadi Ketua DPR. Kalau ibu saya seorang guru dan kepala sekolah. 

Host: Pak Irwan kan ASN, jadi bagaimana kelanjutannya nanti? 

Irwan: Ya...sebagai ASN sebelumnya saya harus minta izin dulu dengan atasan saya Pak Wali Kota Makassar dan setelah saya minta nasehat dan arahan, kita maju terapi ada persyaratan nanti. Kalau memang jalan terus kemungkinan nanti akan pensiun dini. 

Host: Karena jalur independen sudah tutup maka harus lewat partai. Apakah bapak sudah mempersiapkan?

Irwan: Memang ke depan kita telah meyiapkan di jalur ini. Kita sudah mengambil formulir pendaftaran di beberapa partai, seperti di partai Demokrat, PAN, Hanura, PKB dan terakhir di PDIP. Tidak menutup kemungkin kita juga mendaftar di partai lain nanti. 

Host: Program apa yang bapak bakal usulkan yang kira-kira nanti bikin Pakintaki warga Makassar?

Irwan: Ya..ini sesuai tag line kami..Di mana seluruh eleman masyarakat akan kita berdayakan, termasuk anak-anak muda kita, sektor UMKM dan yang lain yang betul-betul dibutuhkan masyarakat termasuk birokrat kita harus lebih diberdayakan. 

Host: Kita tahu saat ini Makassar tidak memiliki stadi bola. Bagaimana bapak melihat ini? 

Irwan: Menurut saya keberadaan stadion olah raga mutlak ada. Kita punya PSM yang sangat membanggakan. Jadi sangat ironis sekali kalau stadion saja kita tidak punya. Contoh kecil di sekitar rumah saya. Karena tidak ada lapangan maka hampir setiap hari anak-anak main bola di jalan. 

Host: Bagaimana bapak melihat kemacetan yang semakin parah di Makassar. Apa solusi yang Bapak tawarkan? 

Irwan: Kalau menurut saya, kita harus memberikan penegasan-penegasan kepada pengguna jalan. Diperlukan disiplin yang kuat. Penyebab kemacetan yang terjadi, salah satu yang saya lihat adalah karena terlalu banyak bukaan dan mohon maaf, tidak ada aparat yang berkompeten di sana. Masyarakat juga perlu di edukasi terkait perencanaan mereka saya keluar dari rumah. 

Hast: Hal lain yang sering dikeluhkan masyarakat adalah banjir, bagaimana solusi Bapak? 

Irwan: Menurut saya pertama adalah kepedulian kita bersama. Di Makassar ini kita memiliki banyak orang pintar. Nah ..kita harus mencari solusi bersama. Kita juga bisa belajar dari daerah lain yang berhasil menangani masalah banjir. 

Host: Bagaimana dengan penciptaan lapangan kerja?

Irwan: Ini sangat penting. Banya yang bisa kita lakukan, terutama untuk anak muda kita. Era ini kan era digitalisasi, anak di era ini saya lihat lebih kreatif. Dan di situ kita harus hadir. Dalam konsep kami membawa Makassar lebih berdaya fokusnya di situ. 

Host: Bagaimana Bapak menyikapi bahwa dalam kontestasi politik harus punya kesiapan finansial? 

Irwan: Ya..saya pikir warga Makassar sudah sangat cerdas dan bijak dalam memilih calon pemimpinnya. Mereka pasti akan melihat figur berdasarkan track record nya. Bukan hanya memilih figur yang siap dengan pendanaan. 

Host: Kalau ditinjau dari wilayah daerah mana yang menjadi lumbung suara Pak Irwan dan pemilih bapak dari kalangan mana?

Irwan: Kalau itu kami akan merangkul semua. Kita akan sasar semua. Tergantung bagaimana bagaimana kita ada di tengah mereka dan membutuhkan kita. Inilah sebenarnya gunanya pemerintah. Kalau dari saya sebagai birokrat memang kita digodok sebagai pelayan. Sebagai abdi negara. Jadi bagaimana pelayanan itu kita mudahkan. Kalau memang bisa satu hari mengapa harus 2 hari pelayanannya. 

Saya memang dari dulu punya komitmen bagaimana pelayanan itu semakin mudah. Saya bahagia bila ada warga pulang sehabis mengurus sesuatu pulang sambil tersenyum. Kalau saya menjadi wali kota pelayanan inilah yang harus diperluas. (*) 

Selengkapnya wawancara ini sudah tayang di Podcast Catatan Jurnalis Sukriansyah (CJS): 

https://youtu.be/Ou6KQM3FDuo?si=zDLt0pahuWwlwqXW