"Sosok ini dikenal luas masyarakat Sulsel karena merupakan salah satu perempuan yang mampu meniti karir politiknya hingga ke puncak pemerintahan daerah sebagai Bupati Luwu Utara. Dia adalah Hj. Indah Putri Indriani. 

Jelang perhelatan Pemilihan Gubernur Sulsel, Indah merupakan salah satu tokoh yang banyak digadang-gadang masuk dalam bursa pencalonan Gubernur Sulsel tersebut. Namun selama ini dia banyak bungkam ketika ditanya soal kemungkinan dia ikut serta dalam kontestasi Pilgub. Di Catatan Junalis Sukriansyah (CJS), Indah baru bicara terbuka soal tersebut. Apa yang dia katakan?"

Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Indah Putri Indriani (Indah) yang dipandu Host Dr Supa Athana sebagaimana dikutip dari Podcast Catatan Jurnalis Sukriansyah (CJS):

Host: Selamat sore Bu Indah, kami sangat bahagia karena Bu Indah mau meluangkan waktunya hadir di podcast CJS ini. Kami ingin mengkarifikasi perbincangan hangat di masyarakat apakah benar Bu Indah berniat maju dalam kontestasi Pilgub kali ini? 

Indah: Begini Pak Supa..kalau ditanya apakah akan maju atau tidak di Pilgub, nanti kepastiannya akan ditentukan pada 22 September depan sewaktu penetapan pasangan calon. Tetapi menuju ke sana DPP Golkar sudah mengeluarkan surat tugas pada 5 orang kader partai Golkar yang ada di Sulsel dan kebetulan di sana ada nama saya. Sebagai kader kami pandang ini sebagai bentuk apresiasi, panghargaan dan sekaligus sebagai bentuk kesempatan yang diberikan oleh partai Golkar. 

Dalam konteks Pilkada, partai melihat bagaimana para kader mampu menyelesaikan tugasnya dengan sukses dalam kontestastasi Pilpres dan Pileg lalu, juga bagaimana peluang para kader mereka dalam survei internal. 

Jadi baliho saya yang ada di beberapa titik di Sulsel itu adalah dalam rangka penugasan partai untuk sosialisasi. Namun yang mengejutkan adalah munculnya baliho yang diinisiasi secara mandiri oleh kawan-kawan, masyarakat yang suka rela melakukan hal itu. Ini menjadi kegembiraan tersendiri walaupun nanti kita akan uji lebih jauh. 

Host: Bila Bu Indah memang nanti akan maju, apakah targetnya gubernur atau wakil gubernur? 

Indah: Kalau melihat dari surat penugasan dari partai memang tercantum kata gubernur/wakil gubernur. Jadi peluangnya terbuka untuk keduanya. Dari pengalaman panjang saya di ajang pilkada bupati saya senantiasa mengedepankan sikap rasional, atau realistis melihat apakah ada peluang atau tidak. Kalau ada peluang kenapa tidak? Namun peluang saja tidak cukup. Harus ada dukungan dari partai politik menjadi sangat penting. Karena dari pengalaman saya di Luwu Utara, dukungan dari parpol dan parlemen adalah kunci sukses pemerintahan. Kalau memang saya sebagai kader Golkar diberi kesempatan tentu kami sebagai kader akan berusaha semaksimal mungkin mengembang amanah itu. 

Host: Bagaimana Bu Indah melihat kontestasi pilkada saat ini, apakah peluangnya karena besarnya partai atau karena figur? 

Indah: Kalau kita menelaah secara mendalam, dalam kontestasi pilkada memang agak berbeda dengan pemilihan yang lain. Di sana figur menjadi sangat penting dan paling menentukan. Baru kemudian partai politik. Namun yang harus kita sadari tanpa parpol kita akan menemukan tantangan yang sangat besar. Karena dukungan parpol dan parlemen sangat menentukan kinerja pemerintahan apakah sukses atau tidak. Tapi saya tidak bilang kalau figur saya sangat kuat, karena itu harus diuji. Apalagi seperti saya yang dari daerah harus kerja lebih keras. 

Host: Dari berbagai informasi yang saya dapat, figur Bu Indah ini sangat kuat dan populer. Pertama karena seorang pemimpin perempuan yang masih muda, cerdas dan mampu menembus diminasi laki-laki. Apakah ini tidak menjadi indikasi bila peluang Bu Indah sangat besar?

Indah: Wah...(tertawa) saya ini tipikal orang yang tidak mudah ge-er-an Pak. Semuanya harus diuji dan mekanisme hari ini sudah ada ilmu yang bisa menguji itu melalui survei. Itulah yang dilakukan partai Golkar. Apalagi tantangan ke depan bagi seorang pemimpin demikian sangat besar. Adanya perubahan iklim yang sangat besar menjadikan seorang pemimpin harus punya kesiapan mental yang kuat. Jadi kita tidak saja berhadapan dengan orang yang suka dan tidak suka tapi kita juga berhadapan dengan kondisi alam yang tidak menentu. 

Sebenarnya dulu saya tidak berharap banyak dan tidak punya mimpi besar untuk ikut dalam kontestasi Pilgub ini. Tapi karena sebagai seorang kader partai yang memberi penugasan..ya saya sikapi dengan serius. Saya respon sebagai bentuk kepatuhan kepada partai. Jadi saya siap terhadap semua keputusan partai. 

Host: Kita tahu bahwa dalam berbagai kajian keilmuan, insting seorang wanita itu lebih tajam dari kebanyakan laki-laki. Nah. Apakah Bu Indah juga biasa dengan hal itu dalam mengambil keputusan? 

Indah: Ya..kita sadar bahwa kalkulasi politik itu tidak selamanya rasional. Memang ada pengaruhnya. Namun dalam politik sangat banyak faktor yang saling mempengaruhi. Dan semua itu harus kita uji dan kaji dalam pengambilan keputusan. Itulah yang saya pakai dalam melihat peluang maju dalam Pilgub kali ini. 

Host: Apakah Bu Indah pernah mendapat isyarat dari langit terkait pengalaman Ibu selama memimpin daerah? 

Indah: (Tertawa)... kalau saya pribadi tidak pernah. Tapi benar apa yang dikatakan Pak Supa, misalnya saya pernah diberitahu seorang ibu yang memimpikan saya naik naik gunung. Bahkan di periode ke dua saya, ada kepala dinas yang sempat ngomong: "Ibu...saya mimpi liat ibu di atas dan kemudian menarik saya".. dan benar karena kemudian dia menjadi wakil saya. Namun pada akhirnya kita harus kembali ke realita dan dukungan nyata dari masyarakat. 

Host: Untuk informasi sekaligus inspirasi bagi masyarakat bagaimana Bu Indah menyikapi penugasan partai Golkar? 

Indah: Pertama saya sangat mengapresiasi DPP Golkar karena memberikan kesempatan pada kader. Dan bukan hanya sekadar saya perempuan, karena saya bukanlah satu-satunya perempuan yang mendapat tugas dari partai. Yang sangat saya hargai sebagai kader Golkar, karena partai memberi peluang besar kepada kadernya untuk ikut dalam kontestasi pilkada. Ini juga memberi isyarat, khususnya bagi perempuan untuk tidak takut berpolitik. Dan kita bersyukur di Indonesia ini, perempuan diberi kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk menjadi pemimpin dan pengambil kebijakan publik. Walau pun jujur Pak Supa, sewaktu saya terpilih sebagai bupati perempuan pertama di Sulsel itu di luar perencanaan saya. Jadi mengalir begitu saja. Memang tak bisa kita nafikkan dalam perjalanan politik saya, masih ada reaksi-reaksi negatif terhadap kepemimpinan seorang perempuan. Bahkan ada yang mengaitkannya dengan teologi. Namun semua itu tidak terlalu besar, karena, khususnya di Luwu Utara, saya pernah meneliti bagaimana masyarakat Lutra terhadap kepemimpinan perempuan dan Alhamduliiah ada 80 persen lebih memberi respon positif tehadap kepemimpinan perempuan. Nah..dengan dasar itu juga saya maju dan mencalonkan diri. 

Dengan demikian saya juga meyakini bahwa masyarakat Sulsel juga sangat terbuka dengan kepemimpinan perempuan. Ini karena masyarakat Sulsel dikenal memiliki kultur yang sangat terbuka, egaliter, cerdas dan punya pengalaman panjang dalam pemilihan pilkada langsung. Makanya saya cukup optimis bahwa masyarakat Sulsel tidak membeda-bedakan secara gender. Itulah yang saya syukuri sebagai perempuan. Yang paling penting adalah perempuan melakukan pemberdayaan diri karena kesempatannya terbuka. 

Host: Bila nanti Bu Indah berhasil menjadi Gubernur atau wakil gubernur Sulsel, apa yang menjadi tujuan dan cita-cita atau katakanlah prioritas kebijakan utama yang akan dilakukan?

Indah: Agaknya pertanyaan ini terlalu awal Pak Supa (tertawa)...tapi kalau ingin dijelaskan secara umum adalah kita tahu bahwa pemimpin-pemimpin kita sebelumnya kan sudah meletakkan pondasinya demikian tinggi. Pencapaian para pemimpin kita sebelumnya sudah sangat baik. Yang paling penting adalah sebagaimana dipesankan secara nasional bahwa setiap calon harus mengacu pada RPMJ sehingga ada korelasi dan keberlanjutan pembangunan. Jadi ada sinergi pusat dan daerah sehingga tidak jalan masing-masing. Karena itu temanya pas adalah Maju dan Berkelanjutan. Tugas kita adalah apa yang sudah baik kita lanjutkan. 

Kalau ditanya tentang isu mendasar saat ini adalah bagaimana merespos perubahan iklim dan itu terlihat dari kebijakan nasional seperti kebijakan ekonomi hijau dan biru misalnya. Kalau dalam konteks pengelolaan pemerintahan secara garis besar kita bagi menjadi pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, pangan, perumahan dan data kependudukan dan keamanan. Semua itu adalah tugas primer. Yang kedua kita baru bicara tentang tugas pembangunan. Di situ kita mulai berbicara tentang kesejahteraan. Di sinilah tugas pemerintah menjadi stimulan. 

Host: Bila melihat laju prestasi Bu Indah yang demikian cemerlang di usia yang masih muda, sebenarnya apa rahasianya Bu?

Indah: Saya ini hanya berasal dari keluarga biasa. Orang tua saya tidak berkecimpung di dunia politik. Bapak saya swasta dan petani sedang ibu saya seorang ASN. Kami tidak hidup di lingkungan politik, tapi mungkin karena cukup aktif berorganisasi sejak kecil dan barangkali juga karena saya sekolah di jurusan ilmu politik. Pernah menjadi tenaga ahli di pemerintahan dan otonomi daerah sehingga banyak berinteraksi dengan politisi. Juga kebetulan saya mengajar di S1 dan S2 di bidang politik. Nah lingkungan itu mempengaruhi dan akhirnya saya yang sebenarnya murni akademisi akhirnya tertarik ke politik. Saya kemudian makin menyadari bahwa hidup ini memang merupakan sebuah interaksi politik karena saling mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. 

Host: Ada tida yang menjadi idola atau semacam role model Ibu Indah ini?

Indah: Saya ini selalu mengambil sesuatu yang baik, bukan hanya dari suksesnya orang, tetapi cerira yang bagi banyak orang itu sebuah kegagalan. Tapi kalau ditanya sebenarnya yang banyak menginspirasi saya itu adalah orang tua saya, terutama ibu saya. Ibu saya pernah ngomong yang mungkin bagi orang sangat sederhana tapi bagi saya sangat menyentuh. Ibu saya pernah mengatakan kepada saya "nak..kalau orang lain bisa masa kamu tidak bisa, kalau orang bisa pasti kamu juga bisa, selama ada kemauan dan ada usaha". 

Host: Pertanyaan terakhir Bu, apa yang ingin disampaikan pada publik kalau sekiranya nanti Bu Indah akan maju dalam Pilgub?

Indah: Saya ingin sampaikan begini, siapa pun yang akhirnya memdapat kesempatan maju, pastilah orang-orang yang punya niat baik membangun daerah ini terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Karena itu, saya berharap diskusinya nanti benar-benar punya konsep, yang mengedepankan ide, juga mengedepankan adab. Karena kalau bicara soal orang berilmu banyak sekali orang berilmu, namun yang paling penting adalah bagaimana mengedepankan adab. Dalam kultur kita kan dikenal istilah sipakatau, sipakainge, sipakaraja, sipakalebbi, pada idi, sipatuo, sipatokkong. Nah nilai-nilai kearifan lokal ini masih sangat relevan untuk kita pegang. Karena kita harus memastikan kontestasi Pilkada 2024 nanti berjalan dengan penuh kekeluargaan. Karena siapa pun yang nanti kita pilih tentulah punya niat yang baik. (*)

Wawancara ini telah tayang di Podcast CJS: 

https://youtu.be/1IaPlc6i178?si=i-zus2oGrxeIqxpE