nusakini.com - Internasional - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa gelombang ketiga infeksi mungkin tidak dapat dihindari jika warga dan pemerintah tidak disiplin. Mereka menyatakan periode 10 minggu jumlah kasus menurun di Eropa sudah berakhir karena tercatat jumlah kasus baru yang tinggi.

Menurut direktur regional Eropa di WHO, Hans Kluge, angka kasus baru di seluruh Erope meningkat sebesar 10 persen minggu lalu.

Di WHO, 53 negara di regional Eropa termasuk semua 27 anggota Uni Eropa, Inggris, Rusia, Turki, beberapa negara Asia Tengah, dan Israel.

Kluge menyatakan bahwa peningkatan jumlah infeksi didorong oleh perjalanan, kerumunan, dan peringanan larangan sosial, dimana negeri-negeri di daerah Eropa sudah mulai menghapus tindakan lockdown.

"Akan ada gelombang baru di regional Eropa menurut WHO jika semua tidak disiplin," tegas Kluge.

Kluge juga menyatakan bahwa varian Delta yang sangat menular akan menjadi varian yang dominan di Eropa pada bulan Agustus.

Menurutnya, efisiensi vaksin masih belum cukup karena 63 persen warga Eropa masih belum divaksin sama sekali.

Vaksin telah menunjukkan bahwa seseorang bisa terlindungi dari varian Delta, dimana tingkat perlindungan akan lebih tinggi jika mereka divaksin dengan dua dosis.

Kluge mengatakan rata-rata cakupan vaksin di Eropa baru mencapai angka 24 persen. Setengah dari kelompok lansia dan 40 persen tenaga kesehatan masih belum divaksinasi. Menurut Kluge, hal ini tidak dapat diterima karena masih jauh dari rekomendasi yang menyatakan 80 persen populasi orang dewasa harus sudah divaksin.

Ia menyampaikan ada tiga kondisi yang akan mengakibatkan gelombang ketiga sebelum musim gugur, yaitu varian-varian baru, kurangnya warga yang divaksin, dan semakin banyaknya perkumpulan sosial.

Kluge menyarankan semua orang yang tetap ingin berjalan-jalan dan berkumpul dengan teman-teman selama musim panas harus terus mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker.